Jumat, 16 Januari 2015

PENGENDALIAN HAMA DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAP HORMON



Dinas  Pertanian Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau mengadakan kegiatan pelatihan teknik pengendalian hama Lalat Buah dengan menggunakan perangkap hormon metil eugenol. Kegiatan ini  dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok tani  agar kelompok tani terampil dalam mengendalikan hama Lalat Buah secara ramah lingkungan .
Pengendalian hama Lalat Buah ini dilakukan dengan menggunakan perangkap hormon dan tidak menggunakan pestisida kimia jadi aman bagi lingkungan. Cukup banyak anggota kelompok tani yang hadir dalam pelatihan tersebut. Pelatihan  teknik pengendalian hama Lalat Buah dengan menggunakan perangkap hormon  ini dilaksanakan di sei Jeram Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober  2014 yang lalu.
Dalam kegiatan pelatihan  teknik pengendalian hama Lalat Buah dengan menggunakan perangkap hormon  ini pihak penyelenggara mendatangkan narasumber dari BPTP Provinsi Riau , turut hadir juga penyuluh pertanian dari BPPKP Kabupaten Bintan , sedangkan para pesertanya berasal dari kelompok tani  -  kelompok tani yang ada di Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan.  Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan ini ada sekitar 25 orang.
Perangkap adalah tempat atau alat yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian fisik dan mekanik. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan dengan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau warna, aroma makanan atau bau tertentu.
Perangkap aroma, Misalnya aroma metil eugenol.  Metil Eugenol merupakan atraktan yang sering digunakan untuk mengendalikan lalat buah . Zat ini bersifat volatile atau menguap dan melepaskan aroma wangi dengan radius mencapai 20-100 m, tetapi jika dibantu oleh angin jangkauan bisa mencapai 3 km. Atraktan sintetik sudah banyak beredar dipasaran tetapi harganya cukup  mahal, dapat menimbulkan iritasi pada kulit, dan belum tentu berhasil dalam pengaplikasiannya. Selain dari bahan kimia sintetik, metil eugenol juga dapat dibuat secara langsung dari beberapa tanaman seperti  tanaman cengkeh, kayu putih, daun wangi, dan selasih .
 Serangga tertentu juga lebih tertarik terhadap warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti kuning cerah, selain itu juga perangkap hama bisa menggunakan hormon penarik lawan jenisnya dalam satu species yang dikenal dengan feromon.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap adalah sebagai berikut,  ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap kebiasaan keluar siang atau malam hari, Stadium perkembangan serangga, makanan kesukaannnya, warna kesukaannya, kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terhadapa jerat dan cara terbang hama.
Aroma atau bau tertentu juga dapat menarik perhatian serangga. Mereka tertarik pada aroma yang dikeluarkan lawan jenisnya dengan zat tertentu saat akan melakukan kawin. Dengan mengetahui sifat serangga seperti itu maka telah dikembangkan perangkap aroma dengan menggunakan atraktan. Atraktan merupakan bahan pemikat yaitu suatu bahan kimia dimana bahan aktifnya bersifat memikat jasad sasaran yang biasanya khusus untuk serangga tertentu. Penggunaan perangkap aroma merupakan perangkap yang paling banyak digunakan petani terutama untuk pengendalian serangga lalat buah baik pada cabai, mangga dan lain-lain. Contohnya adalah Methyl eugenol  yang dapat digunakan sebagai sex feromon untuk menarik perhatian serangga lalat buah pada cabai.
Lalat buah merupakan hama yang sangat merugikan di bidang hortikultura, yang dapat menurunkan produktivitas buah-buahan dan sayuran buah segar di dalam negeri. Pengendalian yang dilakukan pada umumnya adalah dengan pembungkusan buah-buahan ataupun pemberonjongan pohonnya dengan kasa, pengasapan untuk mengusir lalat buah, penyemprotan dengan insektisida, pemadatan tanah di bawah pohon untuk memutus siklus hidup serta penggunaan atraktan (zat pemikat) yang salah satunya berbahan methyl eugenol.
Penggunaan atraktan metil eugenol merupakan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan telah terbukti efektif. Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah dalam tiga cara yaitu : (1) Mendeteksi atau memonitor populasi lalat buah, (2) menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh dengan perangkap, dan (3) mengacaukan lalat buah dalam perkawinan, berkumpul dan cara makan. Atraktan merupakan zat yang bersifat menarik , mengandung bahan aktif metil eugenol.
Bahan- bahan yang diperlukan untuk membuat alat perangkap Lalat Buah adalah, (1) Botol plastik bekas yang nanti kita gunakan sebagai perangkap lalat buah, (2) Kawat / tali, (3) Kapas / kain, (4) Paku atau pisau untuk melubangi botol, (5) Petrogenol dengan bahan aktif methyl eugenol  Sebagai umpan, (6) Air.
Cara membuatnya adalah, Buat lubang pada botol seukuran lalat buah, Buat lubang juga pada tutup botol untuk memasukan kawat, Masukan kawat pada lubang tutup botol, pada bagian bawah kawat diberi kapas atau kain, sedangkan dibagian atas dibuat lilitan, sehingga lilitan kapas/kain akan menggantung ditengah-tengah botol, Isi botol dengan air sebanyak 1/4  bagian, Oleskan kapas dengan Petrogenol sebagai pengikat lalat buah jantan, Gantung pada lokasi yang banyak lalat buah. Selamat mencoba...!! (Oleh Syahrinaldi, BPPKP Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau ).