Seledri dikembangbiakkan dengan biji. Oleh karena itu, untuk mendapat
pertumbuhan dan produksi yang baik, maka harus ditunjang dengan benih yang baik
pula. Beberapa jenis seledri seperti parsley dan celery, bibitnya umumnya
didatangkan dari luar negeri. Sebelum disemaikan, sebaiknya biji seledri
direndam dalam air dengan suhu 50°C dan bisa ditambah dengan pestisida yang
berbahan Fipronil selama 15 menit untuk merangsang perkecambahan. Benih-benih
ini kemudian ditaburkan pada alur-alur dalam kotak atau bedeng persemaian.
Jarak antar alur 2 cm dan dalamnya 0,5 cm. Alur lalu ditutup setipis mungkin
dengan tanah agar mudah berkecambah.
Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanaman di persemaian dipindahkan
ke lahan. Tanah dibajak atau dicangkul, diberi pupuk kandang sebanyak 15
ton/ha, selain pemberian pupuk kandang juga ditambahkan pupuk kimia yaitu urea
435 kg/ha, TSP 400 kg/ha, dan KCl 300 kg/ha. setelah itu tanah digemburkan,
serta dibuat bedengan-bedengan. Lebar bedengan 1 m dan panjangnya disesuaikan
dengan keadaan lahan. Bedengan-bedengan itu kemudian disiram dengan air
secukupnya, lalu didiamkan selama seminggu sehingga reaksi-reaksi di dalam
tanah menjadi stabil.
Setelah berumur 2 minggu, bibit seledri sudah dapat dipindahkan ke bedengan
yang telah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan tergantung jenisnya, tetapi
umumnya digunakan jarak tanam (20 x 20) cm.
Hama yang sering menyerang pertanaman seledri adalah sebagai berikut.
NEMATODA Bagian tanaman yang diserang adalah akar sehingga tampak
berbintil-bintil besar atau kecil. Keadaan ini akan mengganggu aktivitas akar
dalam penyerapan air dan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Serangan
yang berat pada saat tanaman muda dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil. Hama
ini dapat dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif karbofuron dosis 20
kg/ha . KUTU DAUN (APHID) Hama ini menimbulkan kerusakan pada daun. Daun muda
yang terserang menjadi kuning dan akhirnya mengering. Akibatnya, pertumbuhan
tanaman terhambat. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida Berbahan aktif
abamektin dengan dosis 0,5-1 ml/l air.
Penyakit pada seledri berupa bercak-bercak klorosis dan nekrosis yang
bisa meluas pada daun dan tangkai daun. Pada bagian yang mengalami nekrosis
tampak bintik-bintik hitam. Sedangkan pada tangkai daun bercak cokelat tampak
memanjang. Penyakit ini dinamakan late night yang disebabkan oleh cendawan
Septoria sp penyakit ini bisa di kendalikan dengan fungisida berbahan aktif pyraclostobin
atau fungisida dari golongn stobilurin.. Penyakit lain yang juga sering
menyerang adalah bakterial soft rot yang disebabkan oleh Erwinia carotovora.
Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif
mankozeb atau simoksanil. Namun, jika tanaman telah terserang, sebaiknya
dicabut dan dimusnahkan.
Oleh : Syahrinaldi, DKPP
Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Sumber : Internet