Dinas Pertanian
Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau mengadakan kegiatan pelatihan
teknik pengendalian hama Lalat Buah dengan menggunakan perangkap hormon metil
eugenol. Kegiatan ini dilakukan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok tani agar kelompok tani terampil dalam
mengendalikan hama Lalat Buah secara ramah lingkungan .
Pengendalian hama Lalat Buah ini dilakukan dengan
menggunakan perangkap hormon dan tidak menggunakan pestisida kimia jadi aman
bagi lingkungan. Cukup banyak anggota kelompok tani yang hadir dalam pelatihan
tersebut. Pelatihan teknik pengendalian
hama Lalat Buah dengan menggunakan perangkap hormon ini dilaksanakan di sei Jeram Desa Lancang Kuning
Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan
pada tanggal 15 Oktober 2014 yang lalu.
Dalam kegiatan pelatihan teknik pengendalian hama Lalat Buah dengan
menggunakan perangkap hormon ini pihak
penyelenggara mendatangkan narasumber dari BPTP Provinsi Riau , turut hadir
juga penyuluh pertanian dari BPPKP Kabupaten Bintan , sedangkan para pesertanya
berasal dari kelompok tani - kelompok tani yang ada di Desa Lancang Kuning
Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan.
Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan ini ada sekitar 25
orang.
Perangkap
adalah tempat atau alat yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan.
Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian
fisik dan mekanik. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara
penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan
dengan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau
warna, aroma makanan atau bau tertentu.
Perangkap
aroma, Misalnya aroma metil eugenol. Metil Eugenol merupakan atraktan
yang sering digunakan untuk mengendalikan lalat buah . Zat ini bersifat
volatile atau menguap dan melepaskan aroma wangi dengan radius mencapai 20-100
m, tetapi jika dibantu oleh angin jangkauan bisa mencapai 3 km. Atraktan
sintetik sudah banyak beredar dipasaran tetapi harganya cukup mahal,
dapat menimbulkan iritasi pada kulit, dan belum tentu berhasil dalam
pengaplikasiannya. Selain dari bahan kimia sintetik, metil eugenol juga dapat dibuat
secara langsung dari beberapa tanaman seperti tanaman cengkeh, kayu putih,
daun wangi, dan selasih .
Serangga tertentu juga lebih
tertarik terhadap warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras
seperti kuning cerah, selain itu juga perangkap hama bisa menggunakan hormon
penarik lawan jenisnya dalam satu species yang dikenal dengan feromon.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan perangkap adalah sebagai berikut,
ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap kebiasaan keluar siang
atau malam hari, Stadium perkembangan serangga, makanan kesukaannnya, warna
kesukaannya, kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terhadapa jerat
dan cara terbang hama.
Aroma atau bau
tertentu juga dapat menarik perhatian serangga. Mereka tertarik pada aroma yang
dikeluarkan lawan jenisnya dengan zat tertentu saat akan melakukan kawin.
Dengan mengetahui sifat serangga seperti itu maka telah dikembangkan perangkap
aroma dengan menggunakan atraktan. Atraktan merupakan bahan pemikat yaitu suatu
bahan kimia dimana bahan aktifnya bersifat memikat jasad sasaran yang biasanya
khusus untuk serangga tertentu. Penggunaan perangkap aroma merupakan perangkap
yang paling banyak digunakan petani terutama untuk pengendalian serangga lalat
buah baik pada cabai, mangga dan lain-lain. Contohnya adalah Methyl eugenol yang dapat digunakan sebagai sex feromon untuk
menarik perhatian serangga lalat buah pada cabai.
Lalat buah merupakan
hama yang sangat merugikan di bidang hortikultura, yang dapat menurunkan
produktivitas buah-buahan dan sayuran buah segar di dalam negeri. Pengendalian
yang dilakukan pada umumnya adalah dengan pembungkusan buah-buahan ataupun
pemberonjongan pohonnya dengan kasa, pengasapan untuk mengusir lalat buah,
penyemprotan dengan insektisida, pemadatan tanah di bawah pohon untuk memutus
siklus hidup serta penggunaan atraktan (zat pemikat) yang salah satunya berbahan
methyl eugenol.
Penggunaan atraktan
metil eugenol merupakan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan telah
terbukti efektif. Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah
dalam tiga cara yaitu : (1) Mendeteksi atau memonitor populasi lalat buah, (2)
menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh dengan perangkap, dan (3) mengacaukan
lalat buah dalam perkawinan, berkumpul dan cara makan. Atraktan merupakan zat
yang bersifat menarik , mengandung bahan aktif metil eugenol.
Bahan-
bahan yang diperlukan untuk membuat alat perangkap Lalat Buah adalah, (1)
Botol plastik bekas yang nanti kita gunakan sebagai perangkap lalat buah, (2) Kawat / tali,
(3) Kapas / kain, (4) Paku atau pisau
untuk melubangi botol, (5) Petrogenol dengan
bahan aktif methyl eugenol Sebagai umpan, (6)
Air.
Cara
membuatnya adalah, Buat lubang pada botol seukuran lalat buah, Buat lubang juga pada tutup botol untuk
memasukan kawat, Masukan kawat pada lubang
tutup botol, pada bagian bawah kawat diberi kapas atau kain, sedangkan dibagian
atas dibuat lilitan, sehingga lilitan kapas/kain akan menggantung
ditengah-tengah botol, Isi botol dengan air
sebanyak 1/4 bagian, Oleskan kapas
dengan Petrogenol sebagai pengikat lalat buah jantan, Gantung pada lokasi yang
banyak lalat buah. Selamat mencoba...!! (Oleh Syahrinaldi, BPPKP Kabupaten
Bintan Provinsi Kepulauan Riau ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar