Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan
Riau mengadakan kegiatan Temu Karya Penyuluh Pertanian dan
Pengurus Gapoktan se-Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan ini pada awalnya di
rancang untuk menampilkan karya atau prestasi kerja para Penyuluh Pertanian dan pengurus Gapoktan di lapangan, tetapi
ternyata dalam pelaksanaannya lebih tepat dikatakan sebagai temu teknis karena
pada saat itu para peserta diberi materi tentang budidaya tanaman Buah Naga dan
materi tentang Agribisnis.
Kegiatan Temu Karya ini di laksanakan di
Hotel Sunrise City , Tanjungpinang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin
dan Selasa (10 – 11 Des 2012). Kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka oleh
Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Riau, Bapak Rahminudin, MM dan
sebagai narasumber nya adalah Bapak Irwan Kasup dari BPTP Riau.
Dalam pelaksanaannya kegiatan ini dilakukan
dalam bentuk ceramah dan diskusi dan
Para Penyuluh Pertanian dan Pengurus Gapoktan cukup bersemangat mengikuti
kegiatan Temu Karya ini. Dalam kesempatan tersebut disampaikan materi
tentang budidaya dan pengendalian hama
penyakit pada tanaman Buah Naga . Tanaman Buah Naga sebenarnya termasuk tanaman yang tahan terhadap
kekeringan karena tanaman ini termasuk dalam famili kaktus dan relatif mudah
dalam perawatannya. Tetapi tentunya dalam budidaya selalu ada gangguan hama dan
penyakit yang menyerang yang bisa mengakibatkan hasil produksi yang tidak
maksimal dan bisa mengalami kerugian. Oleh karena itu harus diperhatikan
apabila dijumpai gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman buah naga.
Adapun gangguan hama yang menyerang tanaman buah naga yaitu :
Tungau
Hama Tungau menyerang kulit batang atau cabang yang merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.
Tungau
Hama Tungau menyerang kulit batang atau cabang yang merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.
Kutu Sisik
Hama kutu sisik
umumnya berada pada bagian cabang yang tidak terkena matahari langsung dan
cabang yang diserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini juga bisa diatasi
dengan penyemprotan Kanon dengan dosis sama dengan pengendalian hama kutu putih
pada sela-sela tanaman yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari.
Kutu Batok
Hama kutu batok
menyerang tanaman dengan mengisap cairan pada batang atau cabang yang
menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning. Pengendaliannya juga bisa
menggunakan cara yang sama dengan pengendalian hama kutu putih dan kutu sisik.
Bekicot
Hama bekicot sangat merugikan bagi tanaman buah naga karena hama ini menyerang pada bagian batang atau cabang dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang tanaman akan membusuk . Hama ini disebabkan karena kebersihan kebun yang kurang terjaga.
Hama bekicot sangat merugikan bagi tanaman buah naga karena hama ini menyerang pada bagian batang atau cabang dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang tanaman akan membusuk . Hama ini disebabkan karena kebersihan kebun yang kurang terjaga.
Semut
Hama semut muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Hama semut mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan mengakibatkan kulit buah nantinya akan berbintik-bintik berwarna coklat yang tentunya harga buah akan menurun dengan kualitas seperti itu. Pengendalian atau pencegahannya dengan menyemprotkan Sevin atau Gusadrin dengan dosis 2 cc/ltr air.
Hama semut muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Hama semut mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan mengakibatkan kulit buah nantinya akan berbintik-bintik berwarna coklat yang tentunya harga buah akan menurun dengan kualitas seperti itu. Pengendalian atau pencegahannya dengan menyemprotkan Sevin atau Gusadrin dengan dosis 2 cc/ltr air.
Burung
Gangguan hama burung pada tanaman buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu dikuatirkan. Biasanya menyerang pada buah yang telah masak pada bagian atas.
PENYAKIT TANAMAN BUAH NAGA
Gangguan hama burung pada tanaman buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu dikuatirkan. Biasanya menyerang pada buah yang telah masak pada bagian atas.
PENYAKIT TANAMAN BUAH NAGA
Busuk Pangkal Batang
Penyakit busuk
pangkal batang pada umumnya menyerang pada saat penanaman buah naga, tanaman
buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan
dan terdapat bulu putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh kelembaban tanah
yang berlebihan sehingga muncul jamur yang menyebabkan kebusukan yaitu Sclerotium
rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi pada bibit setek yang belum
tumbuh akar dalam bentuk potongan. Pengendalian penyakit tanaman buah naga yang
terserang oleh penyakit busuk pangkal batang harus menggunakan
penyemprotan Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau menggunakan Ridomil 2 g/ltr
air sebulan sekali.
Bila muncul
gejala kekuningan pada pangkal batang maka segera dilakukan penyemprotan pada
seluruh batang dan diutamakan pada pangkal batang yang terserang.
Pengendalian penyakit busuk pangkal batang dapat dilakukan dengan cara pengairan yang yang sesuai dengan kebutuhan dari tanaman dan disertai dengan penyemprotan fungisida dan Atonik didaerah pangkal batang pada tanaman yang berumur 30 hari pada awal penanaman.
Fusarium
Penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya antara lain cabang tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali penyemprotan pada bagian batang dan cabang.
Pengendalian penyakit busuk pangkal batang dapat dilakukan dengan cara pengairan yang yang sesuai dengan kebutuhan dari tanaman dan disertai dengan penyemprotan fungisida dan Atonik didaerah pangkal batang pada tanaman yang berumur 30 hari pada awal penanaman.
Fusarium
Penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya antara lain cabang tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali penyemprotan pada bagian batang dan cabang.
Kegiatan Temu Karya Penyuluh Pertanian dan
Pengurus Gapoktan ini diikuti sebanyak 82 orang yang berasal dari utusan Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi
Kepulauan Riau. (oleh : Syahrinaldi, Penyuluh Pertanian pada BPPKP Kabupaten
Bintan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar