Umumnya petani menanam pisang hanya sebagai
tanaman sampingan, namun apabila diusahakan secara berkebun akan menjanjikan
hasil yang menguntungkan. Tanaman pisang selain buahnya sebagai bahan makanan
juga serat dan daunnya pun sangat berguna. Buah pisang juga banyak digemari
karena disamping buah segarnya langsung dapat dikonsumsi, juga sebagai bahan
pangan lainnya setelah diolah atau dimasak terlebih dahulu.
Beberapa hama yang menyerang tanaman pisang
yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pisang,
diantaranya ulat penggulung daun (Erionata thrax L.), penggerek bonggol
(Cosmopoliest sordidus germar), penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv),
thrips (Chaetanaphotrips signipennis) dan burik pada buah (Nacolea octasema).
1.
Ulat Penggulung Daun (Erionata thrax L.)
Penyebabnya adalah ulat Erionata thrax. Larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan daun. Seluruh siklus hidupnya terjadi di dalam gulungan daun. Daun terpotong-potong karena tergulung dan jika dibiarkan tanaman akan menjadi gundul.
Penyebabnya adalah ulat Erionata thrax. Larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan daun. Seluruh siklus hidupnya terjadi di dalam gulungan daun. Daun terpotong-potong karena tergulung dan jika dibiarkan tanaman akan menjadi gundul.
Cara
pengendaliannya adalah secara fisik, telur, ulat dan daun yang terkumpul
kemudian dilenyapkan, selain itu dilakukan dengan memangkas daun yang terserang
kemudian dibakar. Secara teknis daun pisang muda dirobek-robek agar ulat tidak
bisa menggulung daun dan secara kimia dilakukan dengan penyemprotan insektisida
beracun kontak maupun beracun perut yang dilakukan saat telur baru saja menetas
misalnya Diazinon 60 EC, Bayrusil 250 EC sesuai dengan dosis yang tertera pada
kemasan.Dapat juga digunakan insektisida yang bersifat sistemik akan lebih
efektif mengingat ulat daun ini tersembunyi dalam gulungan daun.
2.
Penggerek Bonggol (Cosmopolites sordidus Germar).
Larva penggerek bonggol membuat terowongan pada bonggol pisang yang merupakan tempat masuknya bibit penyakit lain seperti Fusarium. Kerusakan berakibat lemahnya sistem perakaran dan transportasi makanan terhenti. Gejala serangan terlihat daun menguning dan ukuran tandan berkurang sehingga produksi menurun.
Larva penggerek bonggol membuat terowongan pada bonggol pisang yang merupakan tempat masuknya bibit penyakit lain seperti Fusarium. Kerusakan berakibat lemahnya sistem perakaran dan transportasi makanan terhenti. Gejala serangan terlihat daun menguning dan ukuran tandan berkurang sehingga produksi menurun.
Cara
Pengendaliannya yaitu dengan sanitasi lingkungan, menangkap kumbang dewasa
dengan perangkap yang terbuat dari bonggol pisang, menggunakan musuh alami dan
insektisida berbahan aktif karbofuran dan monokrotofos dengan dosis seperti
tertera pada kemasan.
3.
Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv)
Kerusakan akibat hama ini ditandai dengan adanya lubang disepanjang batang semu. Cara pengendaliannya yaitu : dengan sanitasi kebun, menggunakan musuh alami Plaesius javanicus dan penggunaan insektisida berbahan aktif Carbofuran.
Kerusakan akibat hama ini ditandai dengan adanya lubang disepanjang batang semu. Cara pengendaliannya yaitu : dengan sanitasi kebun, menggunakan musuh alami Plaesius javanicus dan penggunaan insektisida berbahan aktif Carbofuran.
4.
Thrips (Chaetanaphotrips signipennis)
Hama ini menyerang bunga dan buah muda, akibatnya terdapat binti8k-bintik dan goresan pada kulit buah yang telah tua. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar dan penyaputan tangkai tandan dengan insektisida berbahan aktif monocrotophos.
Hama ini menyerang bunga dan buah muda, akibatnya terdapat binti8k-bintik dan goresan pada kulit buah yang telah tua. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar dan penyaputan tangkai tandan dengan insektisida berbahan aktif monocrotophos.
5.
Burik pada Buah (Nacolea octasema)
Serangan hama yang menyebabkan burik buah menyebabkan perkembangan buah menjadi terhambat, menimbulkan kudis pada buah sehingga menurunkan kualitas buah. Hama ini meletakkan telurnya diantara pelepah bunga dan segera setelah bunga muncul dari tanaman pisang. Hama langsung menggerek pelepah bunga dan bakal buah, terutama saat buah masih dilindungi oleh pelepah buah. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar.
Serangan hama yang menyebabkan burik buah menyebabkan perkembangan buah menjadi terhambat, menimbulkan kudis pada buah sehingga menurunkan kualitas buah. Hama ini meletakkan telurnya diantara pelepah bunga dan segera setelah bunga muncul dari tanaman pisang. Hama langsung menggerek pelepah bunga dan bakal buah, terutama saat buah masih dilindungi oleh pelepah buah. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar.
6.
Uret
Penyebabnya adalah hama uret, gejala serangan tampak pada batang yang berlubang hingga ke umbi bagian bawah. Gejala ini bisa tampak pada anakan pisang dan bibit yang masih muda. Pengendalian dilakukan dengan mencelupkan bibit pisang ke dalam larutan insektisida selama 15 menit.
Penyebabnya adalah hama uret, gejala serangan tampak pada batang yang berlubang hingga ke umbi bagian bawah. Gejala ini bisa tampak pada anakan pisang dan bibit yang masih muda. Pengendalian dilakukan dengan mencelupkan bibit pisang ke dalam larutan insektisida selama 15 menit.
7.
Nematoda
Penyebabnya adalah hama Nematoda Radopholus similis, gejala serangan yang nampak tanaman menjadi kerdil, akar tampak berbintik-bintik gelap, buah menjadi sedikit dan kecil-kecil. Pengendalian untuk mencegah nematoda ini diusahakan agar di sekitar tanaman pisang terdapat cacing gelang karena cacing ini bisa menghambat perkembangan nematoda. Dapat digunakan Furadan 3G yang dibenamkan di sekitar tanaman pisang.
Penyebabnya adalah hama Nematoda Radopholus similis, gejala serangan yang nampak tanaman menjadi kerdil, akar tampak berbintik-bintik gelap, buah menjadi sedikit dan kecil-kecil. Pengendalian untuk mencegah nematoda ini diusahakan agar di sekitar tanaman pisang terdapat cacing gelang karena cacing ini bisa menghambat perkembangan nematoda. Dapat digunakan Furadan 3G yang dibenamkan di sekitar tanaman pisang.
8.
Kudis Buah Pisang
Penyebabnya adalah ngengat Nicoleia octamena . Gejala yang nampak seperti ada tato atau kudis sehingga kualitas buah turun karena kulit menjadi kasar, bentuk dan ukuran buah menjadi tidak sempurna. Pengendalian dengan cara penyemprotan insektisida pada jantung pisang yang telah terbuka seludangnya. Jenis insektisida yang efektif adalah Nogos 50 EC atau Basudin 60 EC. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Penyebabnya adalah ngengat Nicoleia octamena . Gejala yang nampak seperti ada tato atau kudis sehingga kualitas buah turun karena kulit menjadi kasar, bentuk dan ukuran buah menjadi tidak sempurna. Pengendalian dengan cara penyemprotan insektisida pada jantung pisang yang telah terbuka seludangnya. Jenis insektisida yang efektif adalah Nogos 50 EC atau Basudin 60 EC. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id