Salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usahatani pisang adalah tersedianya bibit yang berkualitas yaitu
bibit yang bebas hama penyakit dan sehat, jumlahnya harus cukup dan jenisnya
sesuai dengan keinginan. Untuk menyediakan bibit pisang dapat memanfaatkan
bibit dari rumpun pisang sehat, selain itu bibit dapat diperoleh dari tunas,
anakan, bonggol dan bit yang diperbanyak secara tradisional maupun kultur
jaringan.
Teknologi perbanyakan dengan kultur
jaringan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar karena biaya investasi
awal sangat mahal dan belum dapat memenuhi kebutuhan varietas lokal yang
beragam jumlahnya, sehingga pembibitan secara sederhana masih layak untuk
diterapkan. Berbagai cara membuat benih pisang telah dikenal baik secara
tradisional dan telah turun temurun dilakukan petani dengan memanfaatkan bagian
dari rumpun pisang. Ada 4 (empat) macam cara memproduksi benih pisang secara
sederhana sesuai dengan jenis bagian dari rumpun yaitu :
1. Anakan langsung, benih pisang berasal dari pemisahan anakan untuk langsung ditanam di kebun. Ini merupakan cara umum yang digunakan oleh petani karena murah dan mudah dilakukan. Bahan yang paling baik digunakan adalah anakan pedang. Anakan rebung kurang baik jika ditanam langsung karena bonggolnya masih lunak dan terlalu kecil sehingga mudah kekeringan.
Sedangkan anakan dewasa terlalu berat
dalam pengangkutan dan kurang tahan terhadap tekanan lingkungan karena telah
memiliki daun sempurna. Perlu menjadi perhatian bahwa benih anakan setelah
dipisahkan dari induknya harus segera ditanam, jika penanaman terlambat akan
meningkatkan serangan hama penggerek bonggol dan meningkatkan kematian benih di
kebun.
2. Anakan Semai, benih berasal dari anakan rebung atau anakan yang memiliki bonggol sangat kecil. Anakan disemai terlebih dahulu dalam kantong plastik atau polibag sebelum ditanam di kebun. Sebelum disemai, batang anakan rebung dipotong 5 cm di atas leher bonggol atau berbentuk kerucut. Kemudian bonggol ditanam sedalam leher bonggol dalam polibag berisi media tanam. Untuk melakukan sterilisasi bonggol dapat direndam dalam air hangat 55°C selama 15 menit atau direndam dalam pestisida sesuai anjuran.
Selama 1 bulan pertama, benih
diletakkan di tempat teduh dengan penyinaran ±50% dengan perawatan penyiraman
secukupnya untuk mempertahankan kelembaban (cenderung basah). Pada bulan
kedua/selanjutnya benih dipindahkan ke tempat terbuka dengan perawatan
penyiraman seperti bulan pertama dan disiram larutan Urea 2 gram/liter air
setiap 2 minggu sekali. Benih siap ditanam dikebun pada umur 3-4 bulan setelah
semai.
3. Bit Anakan/Mini Bit, benih pisang berasal dari anakan yang terlebih dahulu diinduksi untuk menumbuhkan tunas aksilar (tunas samping). Bahan yang digunakan adalah anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya 40-150 cm (anakan pedang sampai anakan dewasa). Cara membuat bit anakan/mini bit adalah dengan pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis/tembilang bermata lebar, sehingga kondisi bonggol masih utuh.
Bonggol dibersihkan dari akar dan tanah
yang menempel, kemudian dipotong 1 cm di atas leher bonggol. Pada titik tumbuh
di pusat bonggol dikorek dengan lebar dan dalam ± 3 cm menggunakan pisau yang
runcing. Pembuangan titik tumbuh berfungsi untuk menghilangkan pengaruh
dominasi pertumbuhan oleh tunas apikal sehingga pertumbuhan ke arah mata tunas
samping. Setelah dibersihkan bonggol direndam dalam air hangat dengan suhu
±55ÂșC selama 15 menit, bertujuan untuk meningkatkan jumlah tunas yang tumbuh
dan mencegah nematode. Untuk menghindari serangan OPT pada saat perendaman
dapat disertai pemberian pestisida sesuai dosis yang dianjurkan.
Untuk merangsang tumbuhnya tunas,
bonggol di semai dalam bedengan, disusun secara berjajar dengan bagian titik
tumbuh tetap mengarah ke atas dan masing-masing bonggol diberi jarak antara 5
cm kemudian ditimbun campuran tanah, pasir, pupuk kandang setebal ±5 cm.
Penimbunan selama 3-5 minggu atau sampai tunas tumbuh. Selama penimbunan
kelembaban perlu dijaga dengan penyiraman secukupnya setiap hari terutama bila
tidak ada hujan.
Bila tunas telah tumbuh dan daun sudah
mencapai 1-2 lembar, bonggol diangkat dari timbunan, kemudian dibelah searah
membujur dari permukaan atas bonggol sampai dasar sebanyak tunas yang tumbuh.
Tunas hasil belahan (bit) disemai/ditransplanting ke polibag ukuran 20x30 cm
yang berisi media tanam kemudian diletakkan ditempat teduh/naungan. Setelah
berumur 1 bulan benih dipindahkan ketempat terbuka dan siap ditanam ke lapangan
bila benih sudah berumur 2 bulan.
4).Bit Bonggol, benih pisang berasal dari mata tunas yang terdapat pada tunggul pisang bekas ditebang. Cara membuatnya : bonggol diangkat dari tanah dengan hati-hati agar mata tunas tidak rusak, kemudian dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel. Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran ± 10x10 cm menurut jumlah mata tunas. Kemudian direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C selama 15 menit atau dengan larutan desinfektan selama 15 menit kemudian ditiriskan.
Bit setelah ditiriskan ditanam di
polybag ukuran 20x30 cm yang telah diisi media tanah dan pupuk kandang 1:1.
Setelah ditanam diletakkan pada tempat teduh/naungan selama 1 bulan dan pada
bulan kedua diletakkan ditempat terbuka. Perawatan yang diperlukan adalah
penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dengan larutan urea
konsentrasi 2 gram/liter air diberikan setiap 2 minggu sekali. Benih yang akan
ditanam di kebun berumur 3-4 bulan setelah semai. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ). Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar