Berbagai varietas durian unggul telah
dikembangkan secara terus menerus baik oleh pemerintah melalui balai penelitian
buah-buahan (balitbu) maupun oleh swasta. Umumnya varietas-varietas tersebut
memiliki kelebihan dibandingkan dengan durian lokal. Kelebihan tersebut antara
lain cukup tahan terhadap hama tirathaba ruptilinea dan penyakit busuk akar
fusarium sp, disamping rasanya yang legit dan berdaging buah lebih tebal.
Saat ini, ada puluhan durian varietas
unggul yang diakui keunggulannya dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk
dikembangkan. Varietas yang paling dikenal tersebut adalah: durian sukun (jawa
tengah), petruk (jawa tengah), sitokong (betawi), simas (bogor), sunan
(jepara), otong (thailand), kani (thailand), sidodol (kalimantan selatan),
sijapang (betawi) dan sihijau (kalimantan selatan). Perbanyakan bibit
secara vegetatif efektif untuk memperoleh durian yang bermutu dan seragam.
beberapa cara yang dapat digunakan diantaranya melalui okulasi, sambung pucuk,
penyusunan dan cangkok.
Untuk perkebunan durian skala besar
atau komersial sangat dianjurkan menggunakan bibit yang berasal dari hasil
okulasi. Pada prinsipnya okulasi adalah penempelan mata tunas buah dari pohon
induk varitas unggul pada bibit yang berasal dari biji, sehingga diperoleh
tanaman yang berakar baik serta tajuk dan buah berkualitas unggul, Tanaman dari
bibit okulasi berbunga pada umur 4-5 tahun. Perbanyakan bibit
durian, baik okulasi maupun sambung pucuk, membutuhkan batang bawah (stock)
yang berasal biji (generatif), terutama berasal dari verietas lokal yang
memilki sifat unggul. sebaiknya, perbanyakan tanaman dilakukan di tempat
terlindung agar tingkat keberhasilannya diatas 90,17%.
Tahapan
perbanyakan bibit durian adalah sebagai berikut::
1.
Persiapan batang bawah
Pekerjaan ini diawali dengan seleksi biji. sebaiknya, biji untuk batang bawah berasal dari durian yang sudah terbukti mampu beradptasi dengan kondisi lahan setempat. misalnya, biji dari varietas chanee yang tahan terhadap penyakit akar. Benih durian chane bisa digunakan di thailand untuk penyediaan batang bawah, biji yang digunakan harus tua sudah dipisahkan dari dagingnya, bentuknua sempurna, seragam, tidak kempes, tidak terlalu kecil, dan tidak luka atau rusak karena serangan hama. Biji durian dikering anginkan selama satu minggu. Seleksi benih dilakukan dengan memasukan biji ke dalam air. Pilih biji yang tenggelam dan buang biji yang mengambang. Sebelum ditanam, biji direndam dalam larutan atonik 0,1% dan fungisida untuk merangsang pertumbuhan akar dan mencegah serangan jamur. Biji durian disemaikan di kebun atau di polibag
Pekerjaan ini diawali dengan seleksi biji. sebaiknya, biji untuk batang bawah berasal dari durian yang sudah terbukti mampu beradptasi dengan kondisi lahan setempat. misalnya, biji dari varietas chanee yang tahan terhadap penyakit akar. Benih durian chane bisa digunakan di thailand untuk penyediaan batang bawah, biji yang digunakan harus tua sudah dipisahkan dari dagingnya, bentuknua sempurna, seragam, tidak kempes, tidak terlalu kecil, dan tidak luka atau rusak karena serangan hama. Biji durian dikering anginkan selama satu minggu. Seleksi benih dilakukan dengan memasukan biji ke dalam air. Pilih biji yang tenggelam dan buang biji yang mengambang. Sebelum ditanam, biji direndam dalam larutan atonik 0,1% dan fungisida untuk merangsang pertumbuhan akar dan mencegah serangan jamur. Biji durian disemaikan di kebun atau di polibag
o Penyemaian di polibag
Biasanya, polibag yang digunakan berukuran 20 x 25 cm. isi polibag dengan media tanam, berupa campuran pupuk kandang dan tanah merah dengan perbandingan 1:1. biji ditanam kedalam media di polibag. setiap polibag berisi satu biji. Dan polibag atur rapi dibawah naungan atau nurseri
o
Penyemaian dilahan, penyemaian biji durian langsung di lahan membutuhkan
bedengan berukuran 100 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan panjangnya tergantung
dari kebutuhan dan kondisi lahan. Caranya tanah cangkul hingga gembur, gulma
dan bebatuan dibersihkan, lalu campur tanah dicampur dengan pupuk kandang dan
furadan 3 g atau semprot dengan fungisida dan insektisida, biji ditanam di
bedengan dengan jarak 15 x 20 cm, diberi naungan dari paranet atau dauan kelapa
untuk melindungi bibit dari sinar matahari dan hujan.
Selama di persemaian, bibit membutuhkan
perawatan, seperti penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.
Setelah tinggi bibit mencapai 10-20 cm, lakukan sambung pucuk, okulasi
sebaiknya dilaksanakan ketika tinggi bibit mencapai 40-50 cm
2. Persiapan batang atas. gunakan
batang atas yang berkualitas dari pohon induk sendiri atau dibelil dari sumber
yang mempunyai pohon induk terjamin varietas dan kualitasnya. Batang atas dapat
berupa potongan cabang atau cabang yang masih berada pada pohon induknya.
Setelah batang atas diambil, segera sambungkan atau tempelkan pada batang
bawah. Pilih bahan batang atas tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak,
batang kokoh, bebas hama dan penyakit, percabangan 2-4 arah, serta memiliki
tunas baru.
3.
Okulasi
• barisan dibuat berbentuk atau sayat kulit batang bawah secara vertikal tepat 20 cm dari permukaan tanah.
• kulit dikupas dari irisan yang telah dibuat hingga membentuk jendela. jika disayat, tarik sayatan kulit sepanjang 2-3 cm hingga mirip lidah, lalu potong 2/3 bagian kulit tersebut;
• mata tunas di ambil dari batang atas. Sesuaikan ukuran dengan sayatan yang telah dibuat di batang bawah. Mata tunas yang disayat harus mengikutsertakan kambiumnya. jika tidak, okulasi yang dikerjakan kemungkinan gagal.
• sisipkan potongan mata tunas disisipkan ke irisan yang telah dikupas jika menggunakan sayatan, tempelkan mata tunas di sayatan yang telah dibuat. Jaga supaya tidak ada kotoran yang menempel di sayatan atau di mata tunas.
• di balut tempelan tersebut menggunakan tali plastik hingga semua bagian tertutup, kecuali tepat di mata tunas.
• letakkan bibit di tempat yang teduh dan di siram secara teratur.
• barisan dibuat berbentuk atau sayat kulit batang bawah secara vertikal tepat 20 cm dari permukaan tanah.
• kulit dikupas dari irisan yang telah dibuat hingga membentuk jendela. jika disayat, tarik sayatan kulit sepanjang 2-3 cm hingga mirip lidah, lalu potong 2/3 bagian kulit tersebut;
• mata tunas di ambil dari batang atas. Sesuaikan ukuran dengan sayatan yang telah dibuat di batang bawah. Mata tunas yang disayat harus mengikutsertakan kambiumnya. jika tidak, okulasi yang dikerjakan kemungkinan gagal.
• sisipkan potongan mata tunas disisipkan ke irisan yang telah dikupas jika menggunakan sayatan, tempelkan mata tunas di sayatan yang telah dibuat. Jaga supaya tidak ada kotoran yang menempel di sayatan atau di mata tunas.
• di balut tempelan tersebut menggunakan tali plastik hingga semua bagian tertutup, kecuali tepat di mata tunas.
• letakkan bibit di tempat yang teduh dan di siram secara teratur.
Okulasi
yang berhasil ditandai dengan mata tunas yang tetap berwarna hijau dan
menunjukkan perkembangan, alias tumbuh jika berwarna coklat, berarti okulasi
gagal.
(Oleh : Syahrinaldi , DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau ).
Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar