Rabu, 09 Januari 2019

SL PTT TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA EKANG ANCULAI









Dinas Pertanian Kabupaten Bintan melaksanakan kegiatan SL PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman  Terpadu) pada komoditi Bawang Merah . Kegiatan Sekolah Lapang  ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang budidaya tanaman Bawang Merah dan juga untuk merubah sikap petani agar berminat untuk menanam tanaman Bawang Merah. 

Kegiatan Sekolah Lapang ini dilaksanakan di Kelompok Tani Jaya Patih , Desa Ekang Anculai , Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Kegiatan Sekolah Lapang ini dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan pada bulan November 2018.

Bawang merah saat ini merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup favorit. Pasalnya, semakin hari harga bawang merah semakin melambung. Terutama ketika musim hujan berlangsung cukup lama. Secara umum di dalam budi daya bawang merah terdapat 4 tahapan, yaitu pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan  dan pemanenan.

1. Pengolahan Tanah
Pada budi daya bawang merah, secara umum pengolahan tanah terdiri dari 3 perlakuan, yaitu persiapan lahan, pembuatan bedengan dan pemberian pupuk dasar.
• Persiapan lahan
Perlakuan persiapan lahan ini adalah membersihkan sisa-sisa tanaman dan gulma serta penggemburan tanah. Setelah pembersihan gulma selesai dilakukan, selanjutnya mengecek tingkat keasaman (pH) tanah. Jika pH tanah di bawah 5,6 dilakukan pemberian kapur Dolomit dengan dosis 1-1,5 ton/ha. Pengapuran dilakukan minimal 2 minggu sebelum tanam.
• Pemupukan dasar
Pemupukan dasar dilakukan satu minggu sebelum tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk kandang dengan dosis 15-20 ton/ha pupuk kandang. Jika menggunakan pupuk kompos (matang) diperlukan 5-10 ton/ha. Tambahkan pupuk NPK (15-15-15) dengan dosis 200 kg/ha. Untuk mencegah penyakit layu akibat jamur dapat diaplikasikan fungisida.
• Pembuatan bedengan
Bedengan dibuat dengan ukuran sesuai kebutuhan. Umumnya bedengan di buat dengan lebar 1,5-1,75 m. Di antara bedeng yang satu dengan yang lain di buat parit dengan jarak 0,5 m dan kedalamannya sekitar 0,5 m.


2. Jadwal Tanam
Jadwal tanam bawang merah meliputi :
• Pemilihan bibit
Bawang merah yang digunakan sebagai bibit sebaiknya dipilih yang mengkilat, umbi kompak dan tidak keropos. Selain itu kulit umbi bawang tidak luka dan telah disimpan 2-3 bulan setelah panen. Untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas, sebaiknya bibit di potong di bagian pucuknya kurang lebih 0,5 cm. Varietas bibit bawang merah yang di tanam juga harus di perhatikan. Pada musim hujan sebaiknya menanam varietas Ilocos, dan pada musim hujan sebaiknya menanam varietas Tiron.
• Menentukan jarak tanam
Jarak tanam bawang merah umumnya berdasarkan pada musim saat tanam di mulai. Pada penanaman bawang merah di musim kemarau, jarak tanam 15x15 cm. Sedangkan pada musim hujan, jarak tanam 15x20 cm atau 20x20 cm.
• Cara menanam
Bawang merah, sebelum di tanam, disarankan bibit diberi perlakuan khusus yaitu dengan merendam bibit dalam larutan  ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) lalu tiriskan hingga kering. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah. Satu umbi untuk satu lubang tanam.


3. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi :
• Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore. Setelah tanaman berusia 12-60 hari penyiraman dilakukan 1 kali saja. Bisa dilakukan pagi atau sore hari.
• Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman bawang merah.
• Pembumbunan
Jika terdapat perakaran tanaman bawang merah keluar dari media tanam, pembumbunan (penutupan perakaran dengan media tanam) segera dilakukan.


4. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari dan umur 30-35 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA 150-250kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha. Pupuk diaduk rata dan diberikan di sepanjang areal tanaman.


5. Pengendalian hama dan penyakit
Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah. Ada yang disebabkan oleh virus, jamur, bakteri atau ulat.  Untuk penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat dikendalikan dengan pemberian fungisida pada saat pengolahan tanah ataupun saat bibit akan di tanam.  Untuk penyakit karena virus atau bakteri dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida dan bakterisida. Sedangkan serangan hama ulat dapat disemprot dengan insektisida.

6. Masa Panen
Ciri tanaman bawang merah yang siap dipanen adalah jika daun tanaman sudah rebah 60-90% atau setelah tanaman berumur 55 hingga 90 hari (tergantung varietas). Budi daya bawang merah yang dilakukan di dataran rendah biasanya masa panennya berumur 55-70 hari. Sedangkan budi daya bawang merah di dataran tinggi, masa penennya berumur 70-90 hari.
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari dengan cara mencabut keseluruh bagian tanaman dari daun, batang hingga umbi dan di ikat menjadi satu kesatuan yang terdiri dari 5 hingga 10 umbi. Setelah panen selesai, ikatan bawang merah di jemur dengan posisi umbi di bagian atas hingga kering. Setelah kering, ikatan umbi bawang di bersihkan dari tanah dan kotoran sebelum di simpan atau di pasarkan.


Para peserta yang ikut kegiatan Sekolah Lapang ini adalah dari berbagai kelompok tani yang ada di Desa Ekang Anculai , Kecamatan Teluk Sebong, para peserta Sekolah Lapang ini berjumlah 15 orang. ( Oleh , Syahrinaldi, Penyuluh Pertanian di Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.)