Selasa, 25 Juni 2019

Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jagung



Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman jagung perlu dilakukan agar produksinya dapat sesuai harapan. Gulma atau tanaman pengganggu dapat menurunkan hasil jagung. Oleh karena itu, sebaiknya pertanaman jagung bebas gulma saat di tanam hingga sepertiga umur tanaman. Pembersihan gulma juga dapat mengurangi intensitas serangan penggerek batang.
 
Hama
Hama yang paling sering menyerang tanaman jagung antara lain ulat tanah, lalat bibit, ulat grayak, penggerek jagung.
a. Ulat tanah ( Agrotis SP)
Hama ini menyerang tanaman jagung yang masih muda yaitu dengan cara memotong batang didekat permukaan tanah.batang
Cara mengendalikannya:
• Pengolahan tanah dengan baik sebelum penanaman
• Bertanam secara serempak
• Penggenangan air sebelum tanam
• Ulat yang menyerang dikumpulkan dan dimatikan
• Sisa tanaman yang terserang dimusnahkan dengan dibakar
• Pemasangan umpan beracun pada tempat-tempat yang diduga menjadi sarang larva. Umpan yang digunakan antara lain dedak, hancurkan tongkol jagung dan cacahan ubi jalar yang dicampur dengan pestisida dengan dosis sesuai anjuran.

b. Lalat bibit ( Atherigona exigua)
Hama lalat bibit menyerang tanaman yang baru tumbuh, terutama pada pada bagian titik tumbuh tanaman. Tanaman yang terserang pertumbuhannya menjadi kerdil dan nampak kekuning-kuningan.

Cara mengendalikannya:
• Bertanam secara serempak pada awal musim hujan
• Pergiliran tanaman dengan tanaman selain jagung dan padi
• Tanaman disemprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.

c. Ulat grayak ( Spodoptera maurita)
Hama ini menyerang daun dan batang tanaman jagung yang masih muda yaitu dengan cara memakan daun hingga tinggal tulang daun, batang tanaman terpotong-potong.
Cara mengendalikannya:
• Sisa tanaman dan gulma dibakar sebelum pengolahan tanah
• Pengolahan tanah dengan baik sebelum penanaman
• Bertanam secara serempak
• Tanaman disemprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran
• Musuh alami Trichogamma sp., Telemanus sp., atau Sarellius sp.

d. Penggerak batang (Ostrinia Furnacalis)
Hama ini menyerang daun -daun tanaman jagung yaitu daun muda yang masih menggulung serta daun -daun yang terlindung oleh daun-daun yang terbuka. Cara penyerangan yaitu hama dewasa membor bagian buku dan masuk kedalam batang, kemudian membor bagian atas. Namun hama ini sering juga menyerang pucuk tongkol dan jambul,dan pada hama dewasa menyerang tongkol serta biji jagung.

Cara mengendalikannya:
• Pengolahan tanah dengan baik sebelum penanaman
• Bertanam secara serempak
• Penggenangan air sebelum tanam
• Ulat yang menyerang dikumpulkan dan dimatikan
• Sisa tanaman yang terserang dimusnahkan dengan dibakar
 
Penyakit
Penyakit yang paling sering menyerang tanaman jagung dapat disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, nematoda atau kekurangan zat hara. Beberapa penyakit penting antara lain bulai, hawar daun.

e. Penyakit bulai
Penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung adalah cendawan (Peronoscelorospora maydis). Gejala awal tampak pada permukaan daun yang garis-garis sejajar ulang daun berwarna putih kekuningan. Pada serangan lebih lanjut, garis-garis tersebut akan melebar memenuhi seluruh daun. Penyakit ini menyebabkan tanaman menjadi kerdil, produksi menurun, dan bahkan mati. Penyakit ini sulit diberantas.
Cara mengendalikannya:
• Pengunaan varietas tahan terhadap penyakit ini
• Bertanam secara serempak
• Penggunaan fungisida pada benih sebelum tanam

f. Hawar daun
Penyebab penyakit hawar daun adalah jamur (Helminthosporium turticum Pass.). Gejala awal tampak dengan timbulnya bercak bulat sampai lonjong pada daun tua berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat. Selanjutnya bercak ini akan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, bahkan sampai ke pelepah daun. Kemudian bercak tersebu berubah warna menjadi coklat kekuningan. Pada akhirnya, seluruh daun menjadi coklat dan mengering. Selain daun, penyakit ini juga dapat menyerang tongkol. Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan kematian tanaman.

Cara mengendalikannya:
• Pengunaan varietas tahan terhadap penyakit ini
• Kondisi lahan dijaga agar tidak lembab dengan sanitasi areal lahan
• Bertanam secara serentak pada awal sampai akhir musim kemarau.  (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar