Minggu, 23 Juni 2019

Penyakit Yang Menyerang Tanaman Durian



Umumnya penyakit yang menyerang tanaman durian disebabkan oleh cendawan. Perlindungan tanaman terhadap penyakit dapat dilakukan dengan memilih varietas tanaman yang resiten terhadap penyakit; menanam tanaman yang disukai oleh penyakit untuk mengalihkan serangan; menggunakan pestisida dan membuat kondisi lingkungan yang tidak disukai oleh patogen penyakit.

 Beberapa penyakit yang menyerang tanaman durian adalah :
1. Kanker Batang dan Mati Pucuk, penyakit yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmifora ini merupakan penyakit utama yang paling ditakuti oleh petani durian karena dapat menyebabkan kematian tanaman hingga 50%. Tanaman yang terinfeksi ditandai dengan adanya luka di kulit batang bagian bawah dekat tanah. Luka tersebut mengeluarkan lendir berwarna merah, batang tanaman membusuk, kayunya terbuka dan warna merah kecoklatan dengan bintik merah atau ungu apabila serangan sudah parah. Setelah batang tanaman busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun layu, kemudian rontok dan akhirnya tanaman mati. Cendawan ini biasanya menyerang tanaman yang digunakan untuk batang bawah.

 Pengendalian dilakukan dengan menjaga sanitasi kebun, memperlebar jarak tanaman, menekan gulma, memangkas tanaman juga dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau dengan mengoleskannya pada batang yang sudah luka dan kemudian menutupnya dengan parafin.

2. Busuk Akar, disebabkan oleh cendawan Pythium vexans dan cendawan Fusarium sp, menyerang tanaman yang masih berupa bibit maupun tanaman dewasa. Serangan ditandai dengan bercak nekrotik yang dimulai pada ujung akar lateral, jika akar dibelah di bagian korteks akan tampak warna coklat dan dibagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat .

Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif metalaxyl, fosetyl aluminium atau etridiazole sesuai dengan dosis yang tertera di kemasan. Penyakit busuk akar dapat menyebabkan kematian langsung pada pohon, tanaman yang sudah terserang dan mati sebaiknya dimusnahkan dengan cara dibakar dan bekas lubang tanaman ditaburi kapur. Pada musim hujan sebaiknya sistem drainase diperbaiki untuk mencegah kelebihan air dan mengurangi resiko serangan.

3. Bercak Daun, disebabkan oleh cendawan Colletorichum durionis. Gejala penyakit ini ditandai dengan timbulnya bercak-bercak besar kering pada daun tanaman yang akhirnya menjadi lubang. Serangan ini dapat menyebabkan terganggunya fotosintesis tanaman. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang atau dapat menyemprotkan fungisida yang berbahan aktif tembaga sep[erti Dhitane M-45 sesuai dengan dosis yang tertera di kemasan.

4. Penyakit Jamur Upas, sering disebut dengan penyakit pink disease. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan penyakit jamur upas dalah berupa keluarnya cairan berwarna kuning dari bagian batang yang terserang. Cairan ini diselimuti dengan benang-benang jamur dengan warna mengkilap berbentuk seperti sarang laba-laba. Benang-benang tersebut akan berubah warna menjadi merah muda atau pink apabila pada kelembaban tinggi. Serangan cendawan ini dapat menyebabkan kematian cabang. Penanggulangan dapat dilakukan dengan mengoleskan fungisida berbahan aktif tembaga di bagian yang terserang, mengurangi kelembaban di areal penanaman, memotong bagian yang terserang dan menyemprot tanaman dengan fungisida seperti Dhitane M-45 atau Vitigran Blue sesuai dosis yang tyertera dikemasan.

5. Akar Putih, disebabkan serangan cendawan Rigodoporus lignosus dan Basidiomucetes dari genus Polyporaceae. Akibat dari serangan cendawan ini daun menjadi kuning, kemudian coklat, mengkerut dan akhitnya gugur. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan membuang semua tanaman inang cendawan dari areal kebun ketika pembukaan lahan. Umumnya yang menjadi tanaman inang cendawan ini antara lain adalah karet, albasia, cabai, lada, singkong, kopi, rambutan, belimbing, mangga dan pepaya. Pengendalian dilakukan dengan melakukan penyemprotan pada tanaman yang terserang dan tanaman inang dengan fiungisida berbahan aktif tridemorph, triadimefon, propiconazole atau triazole dengan dosis sesuai petunjuk di kemasan.

6. Busuk Buah, penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora, gejala serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kebasahan berwarna coklat kehitaman dikulit buah. Setelah beberapa lama buah akan kebasahan dan bagian y6ng diserang membentuk miselium dan spongaria berwarna putih. Pengendalian penyakit dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dibarengi dengan insektisida untuk membunuh serangga dan siput yang menjadi vektor cendawan. Buah yang telah terinfeksi segera dibuang dan dimusnahkan.

7. Penyakit Fisiologis, umumnya menyerang bagian daun dan buah, yang disebabkan oleh kekurangan salah satu unsur mikro, pengaruh cuaca dan pengaruh agroklimat seperti jenis tanah yang tidak cocok, atau ketinggian lokasi yang tidak tepat). Beberapa penyakit fisiologis yang menyerang tanaman durian adalah : ujung daun mengering, berwarna coklat, umumnya karena kekurangan unsur mikro Zn atau kekurangan air. Penanggulangan dilakukan dengan menyemprotkan unsur mikro Zn atau melakukan penyiraman sampai kebutuhan air terpenuhi. Wet care, menyerang pada musim hujan, penyebabnya adalah kelebihan air atu kekurangan unsur kalium. Buah yang terserang lembek dan basah, penangulangan dilakukan dengan menyemprotkan kalium dan mencegah kelebihan air dengan membuat saluran drainase, Daging buah keras, ditandai mengerasnya beberapa bagian buah durian, warna buah lebih putih, pucat, kering dan rasanya hambar. Penyakit ini terjadi diakibatkan buah memiliki jumlah bii yang banyak, atau kekurangan kalium dan magnesium, penyakit ini baru dapat diketahui setelah buah dibelah. Tip Burn, diduga disebabkan karena proses masaknya buah terlalu cepat serta kekurangan air dan nutrisi pada saat pembentukan buah. Akibat serangan penyakit ini dibagian ujung daging buah terdapat titik atau bercak coklat kehitaman. 
(Oleh : Syahrinaldi , DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau )
Sumber : cybex pertanian.go.id 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar