Minggu, 23 Juni 2019

Pemeliharaan dan Pemupukan Tanaman Kedelai



Prioritas pengembangan tanaman pangan setelah padi adalah kedelai dan jagung. Khusus tanaman kedelai, dewasa ini upaya peningkatan produktivitas dan kualitas hasil menjadi perhatian utama, untuk mendukung salah satu dari 4 sukses Pembangunan Kementrian Pertanian, yaitu swasembada pangan dan swasembada pangan berkelanjutan Berkaitan dengan hal tersebut, sangat diperlukan adanya pemeliharaan dan pemupukan kedelai yang baik.

Kedelai tumbuh secara liar di Asia Tenggara meliputi sekitar 40 jenis. Penyebaran geografis dari kedelai mempengaruhi jenis tipenya. Terdapat 4 tipe kedelai yakni: tipe Mansyuria, Jepang, India, dan Cina. Dasar-dasar penentuan varietas kedelai adalah menurut umur, warna biji, dan tipe batang. Varietas kedelai yang dianjurkan yaitu: Otan, No. 27, No.29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520, Shakti 945, Davros, Economic Garden, dan Taichung 1290.

Manfaat Kedelai
Kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair, tinta cetak dan tekstil.

Pemeliharaan
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru, yang telah dicampur Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak tumbuh mencapai lebih dari 10%. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore hari.

Selanjutnya dilakukan, penyiangan pertama pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu. Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-dua ini, dilakukan bersamaan denganpemupukan kedua (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengandosis 4 liter/ha.
Kemudian pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan pada tanaman kedelai sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan.
 Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil.

Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:
a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
b) Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c) Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha,TSP=75kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
d) Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha; Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
Dengan memperhatikan teknik pemeliharaan dan pemupukan kedelai yang baik tentu akan dapat meningkatkan produktivitas dari kedelai yang akan dikembangkan.  
(Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) 
Sumber : cybex pertanian.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar