Selasa, 25 Juni 2019

Pengendalian Penyakit Tanaman Manggis




Penyakit pada tanaman manggis sangat merugikan para petani, karena dapat menurunkan produksi maupun kualitas buah. Beberapa jenis penyakit pada tanaman manggis dan cara pengendaliannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Busuk akar merah dan busuk akar cokelat
Akar yang terserang penyakit ini berwarna cokelat atau kemerahan dan membusuk. Akibatnya, akar tidak bisa berfungsi sempurna dan pertumbuhan tanaman merana serta produksi buah sangat rendah. Jika tidak dikendalikan, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman dewasa.

Pencegahan terhadap penyakit ini dilakukan dengan mengatur jarak tanam untuk mengurangi kelembaban,perbaikan drainase, penggunaan mulsa untuk meningkatkan suhu tanah dan penyiraman desinfektan seperti kaporit atau pemutih pakaian ke lubang tanam. Pengendalian secara biologi dapat menggunakan agen hayati Thrichoderma spp.

2) Jamur upas
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Upasia salmonicolor. Penyakit ini menyerang terutama pada musim hujan. Cabang atau ranting mati akibat jaringan kulit yang mengering, sehingga sering disebut penyakit mati cabang atau ranting. Awalnya, cabang atau ranting yang terinfeksi berwarna mengilap seperti perak, kemudian berubah warna menjadi merah jambu (seperti kerak). Kerak tersebut merupakan miselium cendawan yang menyerang ke dalam jaringan kulit dan menyebabkan cabang mati.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memangkas tanaman pelindung atau bagian tanaman yang sudah mati agar tingkat kelembaban kebun berkurang. Gergaji cabang sepanjang 30 cm di bawah bagian kulit yang sudah membusuk, lalu bakar cabang tersebut. Olesi cabang yang terserang dengan bubur Bordeaux, carbolineum plantarum, atau fungisida berbahan aktif tridemorf.

3) Hawar benang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Marasmius scandens. Di permukaan cabang atau ranting terdapat benang-benang putih. Benang-benang tersebut hidup sebagai saprofit dan parasit. Cendawan berupa benang-benang putih ini kemudian meluas hingga ke bagian bawah daun dan menutupi seluruh permukaan daun, sehingga akhirnya daun yang terserang mati. Cara pengendaliannya dengan membersihkan dan membakar sisa-sisa tanaman, baik daun maupun ranting. Semprotkan fungisida seperti Corbox atau Cupravit dengan dosis sesuai anjuran yang tertera pada kemasan.

4) Hawar rambut kuda
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Marasmius equicrinis. Pada bagian tanaman yang sakit menunjukkan adanya benang-benang berwarna coklat tua kehitaman yang menutupi bagian yang terserang patogen dan selanjutnya bagian tanaman yang sakit akan mati.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara teknis yaitu membersihkan sisa-sisa tanaman daun dan ranting kemudian memusnahkan atau membakarnya. Pangkas cabang atau ranting yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan fungisida seperti Benlate atau Cupravit sesuai dosis yang tertera pada kemasan.  

5) Mati ujung
Penyakit mati ujung disebabkan oleh Diplodia sp. Gejala serangan penyakit ini dimulai dengan ujung daun yang mengering sampai tangkai daun. Kemudian, daun menjadi kering dan rontok. Penyakit ini menjalar hingga ke ranting dan menyebabkan ranting berkerut seperti kekurangan air, kemudian seluruh daun di ujung cabang rontok dan cabangpun ikut mengering. Pencegahan dilakukan dengan segera memotong cabang atau ranting yang terserang, lalu dibakar. Pangkas cabang dan ranting yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban di sekitar tanaman. Semprotkan fungisida seperti bubur Bordeaux serta oleskan parafin atau carbolineum di bekas potongan cabang atau ranting.

6) Kanker batang atau cabang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria ribis. Tanaman yang terserang penyakit ini mengalami perubahan warna kulit batang atau cabang dan mengeluarkan getah, kemudian getah tersebut menggumpal dan mendominasi lapisan di bawah kulit batang. Akibatnya, kulit batang mengering hingga ke jaringan xylem serta daun menjadi pucat dan lemas. Tanaman yang sakit akan cepat berbunga namun bunga dan buahnya menjadi tidak normal.

Pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara membersihkan batang atau cabang yang sakit. Lakukan pemangkasan batang dan ranting untuk mengurangi kelembaban. Pencegahan cara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif benomil seperti Benlate sesuai dosis anjuran yang ada pada kemasan.

7) Buah busuk
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Botryodiplodia theobromae. Gejala serangan diawali dengan adanya burik berwarna coklat pada buah muda, kemudian pecah-pecah dan mengeluarkan getah berwarna kuning. Penampilan buah yang terserang penyakit ini kurang menarik dan keras. Setelah dibuka, daging buah berair, busuk dan lekat dengan kulit buah.

Cara pencegahannya dengan memusnahkan buah-buah yang sakit dengan cara membakar. Usahakan agar buah tidak luka atau memar akibat benturan, karena buah yang memar sangat peka terhadap patogen ini.

8) Getah-kuning Getah kuning menyebabkan kulit buah bagian luar (pericarp) tidak mulus sehingga penampilannya kurang menarik. Getah yang masuk ke kulit bagian dalam (endocarp) akan menyebabkan rasa pahit sehingga tidak layak konsumsi. Buah yang terinfeksi hanya dapat diketahui jika buah dibuka. Buah manggis yang terkena getah bening memiliki bobot lebih berat dari pada buah yang sehat.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memangkas cabang dan ranting yang mati atau kering, mengatur pengairan serta memperbaiki drainase kebun. Hindari terjadinya luka akibat benturan pada buah, agar buah tetap mulus dan sehat. Secara umum cara pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan tumbuh tanaman agar tidak terlalu lembab serta melakukan sanitasi atau menjaga kebersihan kebun. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia fungisida. Gunakan masker apabila sedang melakukan penyemprotan tanaman dengan bahan kimia. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar