Kangkung
(Ipomoea aquatica Forsk.) merupakan salah satu sayuran yang diminati oleh
masyarakat. Biasanya sering diolah menjadi cah atau tumis kangkung. Tanaman ini
berasal dari wilayah India kemudian menyebar ke wilayah Asia, Australia dan
Afrika.
Selain
dimanfaatkan sebagai sayur, tanaman yang mengandung berbagai vitamin ini
memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Salah satunya sebagai
pencegah anemia, zat besi yang terkandung di dalamnya dapat merangsang produksi
sel darah merah. Mampu mencegah penyakit diabetes, karena kangkung menghasilkan
zat yang dapat menghambat penyerapan gula pada tubuh. Selain itu juga dapat
menjaga kesehatan jantung. Vitamin A, C dan beta karotennya bisa mengurangi
radikal bebas di tubuh (sebagai antioksidan) dan menjaga kesehatan mata.
Media
tanam tanah untuk kangkung sebaikanya disapkan dengan diolah lebih dulu. Tanah
dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang
menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya
sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan. Tanah
yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan, jika kemudian
dijadikan sebagai media tanam kangkung, relatif tidak memerlukan pupuk tambahan
cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal. Siapkan pupuk
dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah
matang atau pupuk kompos.
Pupuk
kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup
mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos
relatif lebih lama. Apabila
menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran
kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok
dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di
atas bedengan, kira-kira 10 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Pembibitan
Pilihlah
bibit kangkung yang berkualitas dan bebas dari hama penyakit. Rendam benih ke
dalam air selama 2-4 jam. Benih yang mengambang dibuang. Tiriskan dan semai
benih yang berkualitas dalam campuran media tanam sekam dan cocopeat pada
nampan. Pembibitan kangkung dilakukan selama 5-7 hari.
Penanaman
Bibit Kangkung muda yang telah melewati fase
perkecambahan , selanjutnya dipindahkan ke lahan tanam. Di bedengan yang sudah
dipersiapkan , tanamlah benih kangkung secara berjejer dengan jarak tanam yaitu
10-15 cm. Setelah benih ditanam lalu
siram benih dan tetap terus di kontrol kelembaban tanahnya. Frekuensi
penyiraman pada tanaman kangkung muda yang baru ditanam sebaiknya rutin hingga
tanaman siap panen. Penyiraman dilakukan minimal atau paling kurang 1 kali
sehari.
Pemeliharaan
Lakukan
penyulaman pada tanaman yang mati. Pengendalian hama dan penyakit tanaman
dilakukan dengan cara membuang secara manual atau menyemprot pestisida nabati.
Pengecekan nutrisi dilakukan secara berkala. Biasanya penambahan nutrisi
dilakukan minimal 3 hari sekali.
Kangkung
memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi,
daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin,
setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang
hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya
intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati. Meski
kangkung termasuk tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah bersaing
dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari benih
menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup tinggi.
Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan dengan
dicabut.
Hama
yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera
Litura) dan kutu daun dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala
serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi
bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung.
Karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman.
Panen
Budidaya
kangkung dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa
dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik,
sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Pemanenan dengan cara dicabut
akan menghasilkan tanaman kangkung sekitar 23 ton per hektar.
Sebelum
di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut
dibersihkan dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air
bersih agar terhindar dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung
di tempat yang lembab dan jangan tersengat sinar matahari langsung. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) . Sumber : 8villages.com