Yang dimaksud dengan pengendalian hama adalah tindakan pencegahan gangguan pada
tanaman rambutan yang disebabkan oleh hama, agar tanaman rambutan dapat tumbuh
dan berproduksi secara optimal.
Tujuan
kegiatan ini adalah : 1) menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil
(kuantitas) dan penurunan mutu/kualitas produk; 2) menjaga kebersihan,
keselamatan dan kesehatan serta melestarikan lingkungan hidup.
Hama yang merusak tanaman rambutan
antara lain : 1) Hama Tirathaba (Melissablaptes, Muciall); 2) Kutu putih/ kutu
kapas (Pseudococucus); 3) Ulat pemakan daun (Hyperaeschrella insulicola); 4)
Ulat Penggerek Batang (Indrabela sp.); 5) Ulat jengkal (Berta Chrysolimeate);
6) Ulat penggerek buah (Dichocricic functiferalis) dan 7) Hama-hama lain.
1. Hama Tirathaba (Melissablaptes,
Muciall), hama ini merusak pembungaan dan buah muda. Larva merusak bagian
tangkai bunga dan menggerek ke dalam, larva menutupi bagian bekas gerekan
dengan benang-benang yang dihasilkannya. Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) mekanis, yaitu melakukan pemangkasan daun-daun yang terserang, kemudian daun
tersebut dikumpulkan dan dibakar selanjutnya dikubur; 2) cara biologis, yaitu
menggunakan musuh alami seperti lalat Tachinidae (Argyroplax basifulva); 3) cara
kimiawi, yaitu dengan cara penyemprotan insektisida dengan Diazion 60 EC
konsentrasi 0,15 - 0,2% dan volume semprot 7 - 10 liter per tanaman
(disesuaikan dengan keadaan tajuk tanaman), kemudian diaduk/dicampur air
diember lalu dituang ke tangki penyemprotan selanjutnya dilakukan penyemprotan.
2. Kutu putih/ kutu kapas
(Pseudococucus), kutu ini dapat menimbulkan kerusakan secara langsung dengan
menghisap cairan tanaman dan pada tingkat kerusakan berat dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman serta menimbulkan kerontokan buah muda. Buah
yang terserang tumbuhnya tidak normal, ukurannya kecil, daging buah lebih tipis
dan kulit buah kehitaman.
Pengendalian, dapat dilakukan dengan
dua cara : 1) cara teknis, yaitu dengan melakukan pemangkasan agar lingkungan
tajuk tidak terlalu rimbun, jangan menanam rambutan di daerah yang berawa (kutu
ini senang hidup di daerah rawa) dan bila pada tanaman rambutan ditemukan hama
ini dalam bentuk atau imago segera di buang/dibunuh; 2) cara biologi, yaitu
menggunakan cendawan parasit Empusa fresenii atau menggunakan musuh alami
seperti semut hitam (Dolicchoderus thracicus); 3) cara kimiawi, yaitu dlakukan
penyemprotan menggunakan insektisida Lebycid 550 dengan konsentrasi 0,2%.
3. Ulat pemakan daun (Hyperaeschrella
insulicola), ulat ini memakan daun terutama daun muda dengan meninggalkan
tulang-tulang daun, sehingga tanaman rambutan tampak gundul dan meranggas.
Pengendalian dilakukan dengan : 1) Cara
teknis, yaitu dengan melakukan pembersihan kebun dari gulma, memusnahkan pupa
yang ada dan menghindarkan dari serangga dewasa yang berkempompong; selanjutnya
dilakukan dengan pemupukan secara intensif terutama pada tanaman yang sudah
terkena serangan agar cepat tumbuh tunas baru. Bila ditemukan larva ulat ini
segera diambil, kemudian dikumpulkan dan dibakar ditempat yang sudah
disediakan; 2) Cara kimiawi, yaitu dilakukan dengan cara penyemprotan
insektisida Beta 15 EC (Beta Supermetrin), dosis 15 gram/liter air.
4. Ulat penggerek Batang (Indrabela
sp.). Ulat ini menggerek batang rambutan dengan membuat lubang dikayu hingga
sepanjang 30cm. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida seperti
Lindane, dosis pemakaian sesuai dengan label kemasan.
5. Ulat jengkal (Berta chrysolimeate),
ulat ini berwarna cokelat, menyerupai tangkai daun kering, ramping dan
beruas-ruas. Hama memakan daun muda, sehingga pinggiran daun menjadi kering,
keriting berwarna coklat kuning dan tampak seperti sakit. Pengendalian hama ini
menggunakan insektisida jenis Lindane, dosis pemakaian sesuai dengan label
kemasan.
6. Ulat penggerek buah (Dichocricic
functiferalis), ulat penggerek buah berwarna merah kecokelatan dan menyerang
buah rambutan, baik yang masih muda maupun yang sudah matang. Gejala yang
nampak adalah buah menjadi kering dan berwarna hitam. Pengendalian hama
dilakukan secara preventif, yaitu dengan menyemprot insektisida jenis Lindane
atau Diazinon. Dosis pemakaian bisa dilihat pada label kemasan.
7.
Hama-hama Lain
Hama lain yang menyerang tanaman rambutan antara lain : ulat kantong, tungau, rayap, bajing dan kalong. Hama tungau menyebabkan gejala puru di batang, ranting, dan daun. Jika menyerang batang, puru tersebut berupa benjolan bulat dengan dimater sekitar 3 mm. Jika menyerang daun, puru berupa tonjolan yang memanjang dan berbentuk ramping. Pengendaliannya menggunakan insektisida jenis Chlordane, Kelthane dan Malathion. Dosis pemakaian bisa dilihat pada label kemasan. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Hama lain yang menyerang tanaman rambutan antara lain : ulat kantong, tungau, rayap, bajing dan kalong. Hama tungau menyebabkan gejala puru di batang, ranting, dan daun. Jika menyerang batang, puru tersebut berupa benjolan bulat dengan dimater sekitar 3 mm. Jika menyerang daun, puru berupa tonjolan yang memanjang dan berbentuk ramping. Pengendaliannya menggunakan insektisida jenis Chlordane, Kelthane dan Malathion. Dosis pemakaian bisa dilihat pada label kemasan. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Casinos in Malta - Filmfile Europe
BalasHapusFind the best febcasino Casinos in Malta 토토 사이트 including bonuses, games, games and deccasino the history of games. We cover all the main jancasino reasons to visit Casinos in 출장안마