Musim penghujan biasanya
diawali dari bulan Oktober. Musim penghujan menjadi penanda bagi petani untuk
lebih giat bercocok tanam. Salah satu tanaman rempah yang menjadi primadona di
negara kita adalah lada. Hal ini diakibatkan harganya yang cenderung tinggi dan
stabil di pasaran. Salah satu daerah pemasok lada adalah Kepulauan Bangka
Belitung. Di Bangka Belitung telah dibudidayakan penanaman lada dengan teksik
setek satu buku.
Teknik ini mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain; 1)jumlah bahan bibit lebih efisien dan selektif, 2) adaptasi
terhadap lingkungan lebih cepat, 3)relatif lebih tahan dengan kondisi curah hujan
rendah. Tanaman lada setek satu buku mampu
dibudidayakan dengan baik dan menghasilkan lada berkualitas jika kegiatan
budidaya yang dimulai dari pemilihan bibit, pendederan, maupun pembibitan dan
pemeliharaan tanaman ini dilakukan dengan sebaik-baiknya. Setelah kita
mendapatkan bahan tanam setek satu buku, hal penting yang butuh perhatian
adalah pendederan. Di Kepulauan Bangka Belitung, petani menggunakan pasir hitam
(biasanya berasal dari daerah pantai) selama 2 minggu. (
BPTP Kepulauan Bangka Belitung, 2013)
A.Tempat Pendederan
Pendederan dilakukan dengan tujuan merangsang pertumbuhan akar dan tunas. Media pendederan perlu disiapkan dengan baik agar bibit yang tumbuh memiliki akar dan tunas yang sehat. Tempat pendederan dibuat dengan ukuran 1-1,2 m, sedangkan ukuran tingginya disesuaikan dengan kebutuhan dan tinggi bibit yang diharapkan, yaitu sekitar 30 cm. Bagian atas berisi pasir halus setebal 5-10 cm, bagian tengah diberi ijuk stebal 5 cm, lalu bagian bawah diisi koral setebal 5 cm. Hal ini bertujuan agar air tidak menggenang, sehingga drainase tempat pendederan lebih terkontrol perangsangan tumbuhnya akar lebih mudah dihasilkan. Bedengan ini juga dinaungi dengan plastik untuk mempertahankan kelembaban.
Pendederan dilakukan dengan tujuan merangsang pertumbuhan akar dan tunas. Media pendederan perlu disiapkan dengan baik agar bibit yang tumbuh memiliki akar dan tunas yang sehat. Tempat pendederan dibuat dengan ukuran 1-1,2 m, sedangkan ukuran tingginya disesuaikan dengan kebutuhan dan tinggi bibit yang diharapkan, yaitu sekitar 30 cm. Bagian atas berisi pasir halus setebal 5-10 cm, bagian tengah diberi ijuk stebal 5 cm, lalu bagian bawah diisi koral setebal 5 cm. Hal ini bertujuan agar air tidak menggenang, sehingga drainase tempat pendederan lebih terkontrol perangsangan tumbuhnya akar lebih mudah dihasilkan. Bedengan ini juga dinaungi dengan plastik untuk mempertahankan kelembaban.
B. Pendederan
Pendederan setek lada dilakukan dengan cara menanam setek pada media secara condong. Bagian setek yang berupa sulur di bawah daun hingga keseluruhan ruas ditanam terbenam di media pasir. Sedangkan tangkai daun, helai daun, dan sulur bagian atas tangkai daun yang panjangnya sekitar 1 cm berada di atas media pasir.Bagian akar lekat dan mata tidur diusahakan terbenam merata dekat permukaan pasir. Jarak tanam di pendederan 8-12 cm antar baris dan 5-6 cm di atas baris. Penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari selama dua minggu pertama. Setelah dua minggu, bibit yang sudah tumbuh dengan baik dipindahkan ke tempat pembenihan. Tanda bibit yang baik adalah perakarannya merata dan sudah muncul titik tumbuhnya.
Pendederan setek lada dilakukan dengan cara menanam setek pada media secara condong. Bagian setek yang berupa sulur di bawah daun hingga keseluruhan ruas ditanam terbenam di media pasir. Sedangkan tangkai daun, helai daun, dan sulur bagian atas tangkai daun yang panjangnya sekitar 1 cm berada di atas media pasir.Bagian akar lekat dan mata tidur diusahakan terbenam merata dekat permukaan pasir. Jarak tanam di pendederan 8-12 cm antar baris dan 5-6 cm di atas baris. Penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari selama dua minggu pertama. Setelah dua minggu, bibit yang sudah tumbuh dengan baik dipindahkan ke tempat pembenihan. Tanda bibit yang baik adalah perakarannya merata dan sudah muncul titik tumbuhnya.
C. Pembibitan dan Pemeliharaan
Pembenihan tanaman lada dilakukan menggunakan polibag yang berukuran 10x15 cm. Media yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7 : 3 atau 2 : 1, ditambah dengan 0,5 gram dolomit atau kaptan/kg tanah. Media pembenihan harus disterilisasi menggunakan fungisida atau aplikasi agen hayati, yaitu Trichoderma harzianum yang dibiarkan tertutup plastik selama satu minggu.
Pembenihan tanaman lada dilakukan menggunakan polibag yang berukuran 10x15 cm. Media yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7 : 3 atau 2 : 1, ditambah dengan 0,5 gram dolomit atau kaptan/kg tanah. Media pembenihan harus disterilisasi menggunakan fungisida atau aplikasi agen hayati, yaitu Trichoderma harzianum yang dibiarkan tertutup plastik selama satu minggu.
Lingkungan pembenihan yang optimal memiliki suhu udara 22-30o C, dengan kelembaban udara di atas 80 % dan intensitas cahaya 50-75 %. Apabila diperlukan pemacu pertumbuhan bibit bisa disemprotkan pupuk daun yang mengandung unsur NPKMg (14-12-14-1) dan zat pengatur tumbuh (ZPT) sekali seminggu 0,2 %. Setelah bibit berumur 4-6 bulan, yang ditandai dengan tinggi tanaman mencapai 5-7 ruas, daun berwarna hijau tua, akar lekat pada setiap buku ruas cukup banyak dan sehat, maka bibit tersebut siap dipindahkan ke lapangan. Demikian teknik dalam melakukan pendederan dan pembibitan Lada. Semoga bermanfaat. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
numpang promote ya min ^^
BalasHapusbosan tidak tahu harus mengerjakan apa ^^
daripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||