Lahan kering atau tegalan adalah lahan
yang kebutuhan air tanamannya tergantung sepenuhnya pada air hujan. Biasanya
ditemui masalah di lahan kering antara lain: miskin hara, air terbatas, rawan
erosi, banyak gulma dan hama. Penanaman tebu pada lahan kering tidak dapat
disembarang tempat, melainkan harus memperhatikan persyaratan lahan yang
meliputi: tinggi tempat, kemiringan lahan, fisik tanah, drainase, kimia tanah,
jenis tanah, dan dukungan tenaga kerja.
a. Tinggi tempat
Tanaman tebu tumbuh baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi antara 0 - 1400 meter di atas permulaan air laut, namun mulai ketinggian 1200 m di atas permukaan air laut pertumbuhan tanaman mengalami kelambatan.
b. Kemiringan lahan
Tanaman tebu terbaik pada lahan kering dengan kemiringan kurang dari 8%. Syarat lahan kering untuk tanaman tebu adalah berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% untuk tanah ringan dan sampai 5% untuk tanah lebih berat.
c. Fisik tanah
Fisik tanah adalah struktur, tekstur dan kedalaman tanah. Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah gembur, karena aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna. Pengolahan tanah dilakukan untuk memecahkan agregat tanah menjadi partikel-partikel kecil sehingga akar mudah menembus tanah.
Tekstur tanah ringan sampai agak berat
dan mampu menahan air cukup dan porositas 30% merupakan tekstur tanah yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman tebu. Kedalaman atau solum tanah untuk
pertumbuhan tanaman tebu minimal 50 cm dengan tidak ada lapisan kedap air dan
permukaan air 40 cm. Oleh karena itu lahan kering yang lapisan tanah atasnya
tipis, harus dibajak lebih dalam kira-kira 25 cm. Selain itu apabila ditemukan
lapisan kedap air, lapisan ini harus dibajak lagi agar lapisan pecah sehingga sistem
aerasi, air tanah dan akar tanaman berkembang dengan baik. Dengan demikian
tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik.
d.
Drainase
Drainase adalah saluran air pada lahan pertanian yang berguna untuk membuang air hujan agar air di lahan tidak berlebihan dan untuk mengalirkan air bila lahan kekurangan air. Kelebihan air di tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman, karena dalam tanah akan kekurangan oksigen (zat asam) yang sangat penting untuk aktivitas hidup tanaman. Drainase yang baik adalah saluran air yang lancar, baik untuk membuang air bila lahan kelebihan dan memberi air bila lahan memerlukan air.
Drainase adalah saluran air pada lahan pertanian yang berguna untuk membuang air hujan agar air di lahan tidak berlebihan dan untuk mengalirkan air bila lahan kekurangan air. Kelebihan air di tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman, karena dalam tanah akan kekurangan oksigen (zat asam) yang sangat penting untuk aktivitas hidup tanaman. Drainase yang baik adalah saluran air yang lancar, baik untuk membuang air bila lahan kelebihan dan memberi air bila lahan memerlukan air.
Tanaman
tebu akan tumbuh baik pada tanah dengan drainase yang baik sedalam kira-kira 1
m. Saluran air yang dalam ini dapat mendorong berkembangnya akar tanaman
menyerap unsur hara lebih banyak dan tahan kekeringan. Sistem perakaran yang
mencapai lapisan tanah yang dalam akan memberi peluang bagi tanaman tebu untuk
bertahan hidup pada musim kemarau tanpa mengganggu pertumbuhan.
e. Kimia tanah
Kimia tanah meliputi kandungan unsur hara, pH tanah dan bahan racun dalam tanah. Kandungan unsur hara dalam tanah dapat diketahui dengan melakukan analisa tanah dan analisa daun. Kekurangan unsur hara dapat dipenuhi dengan pemberian pupuk. Sedangkan pH tanah yang optimal untuk tanaman tebu antara 6,0 - 7,5 dan masih toleran pada pH 4,5 - 8,5. Tanah dengan pH kurang dari 5,0 perlu diberi kapur (CaCo3). Kemudian bahan racun dalam tanah yang utama adalah unsur Clor (Cl), Fe dan Al. Kadar Cl 0,06 - 0,1 % telah bersifat racun bagi akar tanaman. Tanah yang airnya buruk dapat menimbulkan keracunan Fe, Al dan Sulfat (SO4). Tanah di tepi pantai karena rembesan air laut, kadar Cl cukup tinggi sehingga bersifat racun.
f. Jenis tanah
Tanaman tebu dapat tumbuh baik pada jenis tanah alluvial, grumosal, latosol, dan regusol. Tanah endapan abu kepulan baik untuk ditanami tebu, seperti di Yogyakarta, Surakarta, Kediri, Jombang dan Jember. Tanah grumosol tersebar bagian selatan pantai Utara Jawa di Selatan Yogyakarta, Surakarta, madiun, Jombang, Mojokerto. Di luar Jawa tanah yang ditanami tebu pada umumnya tanah latosol dan podzolik merah kuning dengan solum dalam, mempunyai struktur dan tekstur yang baik.
Tanah
yang tidak baik untuk tanaman tebu adalah tanah laterik dengan kandungan kerikil
laterik lebih dari 25 - 30 %, karena porositas tinggi tidak dapat menampung dan
menahan air sehingga hara yang ada terbawa/tercuci oleh air hujan.
g. Lokasi
Lokasi lahan tanam tebu perlu dipertimbangkan secara ekonomis dan teknis. Secara ekonomis perlu diperhitungkan biaya angkutan yang murah atau terjangkau, untuk itu jarak lokasi lahan tanam tebu dengan Pabrik Gula kira-kira 60 km. Secara teknis pengangkutan dapat dilakukan dengan baik dan lancar, untuk itu perlu diketahui kondisi jalan, jembatan, dan prasarana lainnya. Sebaiknya diusahakan agar jalan dan jembatan masih dapat dilalui untuk pengangkutan tebu pada kondisi hujan atau cuaca yang tidak mendukung. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar