Lada merupakan salah satu
rempah yang akan terus dibutuhkan oleh semua orang. Komoditas ini pun menguntungkan
semua aspek masyarakat, dari petani, penjual, hingga negara yang memperoleh
devisa dari kegiatan ekspor buah lada. Oleh karenanya, perlu tindakan penanaman
atau pembudidayaan lada serta penanganan dan pengolahannya, baik saat panen
maupun pasca panen, yang baik dan tepat. Lada yang dihasilkan negara kita
dikenal dengan dua jenis, yaitu lada hitam dan lada putih.
Berdasarkan data ditjenbun
(2016) bahwa luas areal perkebunan rakyat (PR) tanaman Lada 167.586 ha dengan
produksi 81.499 ton. Produksi perkebunan rakyat yang sangat besar menyumbang
dari luas areal nasional 167.590 ha dengan produksi 81.501 ton. Volume ekspor
lada nasional pada tahun 2015 sebesar 58.075 ton dengan nilai 548.193 US
dollar. Begitu besar hasil lada sebagai penyumbang devisa negara harus dapat
ditingkatkan.
Peningkatan kualitas dan kuantitas dapat dilakukan bila
petani Lada berubah dalam melaksanakan usahataninya. Petani Lada banyak yang
belum mendapatkan hasil yang optimal. Rataan produktivitas dan mutu Lada yang
masih rendah. Produktivitas Lada yang dihasilkan saat ini masih kurang dari
potensi produksinya yang bisa mencapai lebih besar.
Produktivitas Lada yang
rendah disebabkan oleh: (1) pemahaman petani yang rendah; (2) pemeliharaan
tanaman yang kurang dilakukan; (3) bibit yang kurang baik; (4) pemupukan tidak
tepat waktu dan jumlah; (5) serangan penyakit busuk pangkal batang; (6) adapun
hal lainnya disebabkan sebagian petani belum mengetahui inovasi pemanfaatan
zeolit dan kompos dalam mengendalikan penyakit busuk pangkal batang; (7)
ketidakpahaman petani pembuatan drainase yang baik sehingga mencegah
pertumbuhan jamur saat musim penghujan.
Inovasi teknologi Balitbangtan telah banyak dihasilkan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu biji Lada diantaranya, yaitu: (1) varietas unggul produksi tinggi; (2) pemupukan spesifik lokasi; (3) pengendalian HPT; (4) inovasi pengendalian penyakit busuk pangkal batang. Perlu upaya penderasan diseminasi inovasi teknologi pertanian agar dapat secepatnya diadopsi oleh petani Lada. Upaya terobosan harus dilakukan untuk mempercepat pemecahan masalah petani sehingga produktivitas dan produksi di suatu wilayah meningkat. Inovasi teknologi harus dapat disebarkan pada masyarakat khususnya petani secara luas. Untuk itu, diseminasi perlu dilakukan dengan berbagai cara dan saluran diharapkan cepat diterima oleh pengguna.
Adapun beberapa langkah dalam pengembangan Lada adalah yang
diharapkan petani dapat menerapkan dalam usahatani maupun lingkungannya adalah:
(a) Intensifikasi kebun, dengan menggunakan bibit unggul dengan teknik perbanyakan lada stek satu buku;
(b) memupuk sesuai rekomendasi, dan mengendalikan organisme pengganggu;
(c) Peningkatan upaya pengendalian penyakit busuk pangkal batang;
(d) Perbaikan mutu produksi sesuai dengan tuntutan pasar;
(e) Pengembangan industri pengolahan hasil mulai dari hulu sampai hilir, sesuai dengan kebutuhan;
(a) Intensifikasi kebun, dengan menggunakan bibit unggul dengan teknik perbanyakan lada stek satu buku;
(b) memupuk sesuai rekomendasi, dan mengendalikan organisme pengganggu;
(c) Peningkatan upaya pengendalian penyakit busuk pangkal batang;
(d) Perbaikan mutu produksi sesuai dengan tuntutan pasar;
(e) Pengembangan industri pengolahan hasil mulai dari hulu sampai hilir, sesuai dengan kebutuhan;
Upaya untuk membantu
memberikan dorongan semangat dalam percepatan langkah pengembangan Lada
memerlukan koordinasi berbagai pihak. Koordinasi akan memberikan keterpaduan
langkah baik instansi pertanian di wilayah kerjanya maupun petani dalam upaya
meningkatkan produksi dan produktivitas petani. Hal lain yang perlu dilakukan,
yaitu: identifikasi masalah, perumusan kebutuhan teknologi yang melibatkan
seluruh pemangku kepentingan di daerah sentra produksi Lada. Sehingga terdapat
kebijakan yang cepat dan tepat yang dapat diambil oleh daerah.
Adapun strategi diseminasi
perlu dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai tingkatan untuk mendukung
percepatan penggunaan inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian oleh petani
sehingga tujuan peningkatan produksi Lada dapat dicapai. Adapun beberapa hal
yang dapat dilakukan dalam mendesiminasikan inovasi teknologi sebagai upaya
peningkatan adopsi inovasi teknologi pertanian, yaitu:
1. Seluruh pemangku
kepentingan dapat dilakukan focus group discussion di daerah agar dapat
diketahui secara spesifik kebutuhan penerapan inovasi teknologi sehingga dapat
ditentukan inovasi teknologi apa yang akan didiseninasikan.
2. Dinas Pertanian, BPTP dapat bekerjasama dalam sosialisasi dan advokasi.
3. Penyebarluasan berbagai media diseminasi. Adapun materi diseminasi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah di sentra produksi Lada.
4. Pelaksanaan sekolah lapang melalui demplot sebagai media penyampaian secara langsung inovasi teknologi budidaya (pemupukan, pemangkasan, sanitasi, pengendalian OPT dan pasca panen Lada). (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
2. Dinas Pertanian, BPTP dapat bekerjasama dalam sosialisasi dan advokasi.
3. Penyebarluasan berbagai media diseminasi. Adapun materi diseminasi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah di sentra produksi Lada.
4. Pelaksanaan sekolah lapang melalui demplot sebagai media penyampaian secara langsung inovasi teknologi budidaya (pemupukan, pemangkasan, sanitasi, pengendalian OPT dan pasca panen Lada). (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
numpang promote ya min ^^
BalasHapusbosan tidak tahu harus mengerjakan apa ^^
daripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||