Bawang merah (Allium cepa)
merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh
manusia. Apalagi sekarang harga bawang merah semakin melejit. Bawang merah
merupakan salah satu jenis sayuran yang sudah lama dibudidayakan oleh petani.
Bawang merah memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi, merupakan tanaman
semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya
panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi
seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut tanaman berumbi
lapis.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada umumnya dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang gembur dan cocok untuk budidaya bawang merah. Pemanfaatan lahan berat (struktur liat) Tanah liat memiliki daya pegang yang kuat terhadap air, ehingga pembuatan got/saluran drainase memegang peranan penting bagi pertumbuhan bawang merah. Pembuatan got keliling, got antar bedengan, kedalamam got dan lebar bedengan harus mampu menjamin kelembaban tanah yang sesuai dengan syarat tumbuh bawang merah.
Pengolahan tanah pada umumnya dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang gembur dan cocok untuk budidaya bawang merah. Pemanfaatan lahan berat (struktur liat) Tanah liat memiliki daya pegang yang kuat terhadap air, ehingga pembuatan got/saluran drainase memegang peranan penting bagi pertumbuhan bawang merah. Pembuatan got keliling, got antar bedengan, kedalamam got dan lebar bedengan harus mampu menjamin kelembaban tanah yang sesuai dengan syarat tumbuh bawang merah.
Pada umumnya pengolahan tanah pada tanah liat adalah dengan
menggunakan sistem cemplong dengan pengolahan sebagai berikut:
(a) Tanah dicangkul atau dibajak tipis;
(b) Pembuatan got keliling dengan lebar 40 cm dan kedalaman 90-100 cm;
(c) Cemplong (got) jarak antar bedengan 60 cm dengan kedalaman 30-40 cm dan tanah dinaikkan ke atas petik. Sedangkan lebar bedengan 2.900 cm;
(d) Cecel I (kecrik I pada tanah yang telah dinaikkan dari tanah hasil cemplong yang telah dikeringkan;
(e) Cecel II (kecrik II) pada tanah yang telah dikecrik I sehingga diperoleh gumpalan tanah yang lebih kecil;
(f) Perataan tanah dengan cangkul sehingga tanah menjadi bertekstur remah;
(g) Sosrok, membuat jarak tanam yang disesuaikan dengan diameter umbi bibit. Makin besar umbi bibit, maka makin jarang jarak tanam.
(a) Tanah dicangkul atau dibajak tipis;
(b) Pembuatan got keliling dengan lebar 40 cm dan kedalaman 90-100 cm;
(c) Cemplong (got) jarak antar bedengan 60 cm dengan kedalaman 30-40 cm dan tanah dinaikkan ke atas petik. Sedangkan lebar bedengan 2.900 cm;
(d) Cecel I (kecrik I pada tanah yang telah dinaikkan dari tanah hasil cemplong yang telah dikeringkan;
(e) Cecel II (kecrik II) pada tanah yang telah dikecrik I sehingga diperoleh gumpalan tanah yang lebih kecil;
(f) Perataan tanah dengan cangkul sehingga tanah menjadi bertekstur remah;
(g) Sosrok, membuat jarak tanam yang disesuaikan dengan diameter umbi bibit. Makin besar umbi bibit, maka makin jarang jarak tanam.
Pemanfaat lahan ringan (struktur berpasir)
Tanah ringan memiliki sifat kemampuan ikat pada air lebih kecil, sehingga pemanfaatan lahan dapat menggunakan sistem bedeng dengan kedalaman saluran drainase yang lebih dangkal dan lebar saluran drainase yang lebih sempit, namun pembuatan got keliling harus lebih dalam dari pada saluran drainase antar bedengan guna menampung lapisan tanah atas yang ikut larut selama pengairan lahan tanaman bawang merah.
Tanah ringan memiliki sifat kemampuan ikat pada air lebih kecil, sehingga pemanfaatan lahan dapat menggunakan sistem bedeng dengan kedalaman saluran drainase yang lebih dangkal dan lebar saluran drainase yang lebih sempit, namun pembuatan got keliling harus lebih dalam dari pada saluran drainase antar bedengan guna menampung lapisan tanah atas yang ikut larut selama pengairan lahan tanaman bawang merah.
Pada umumnya
pengolahan tanah pada lahan ringan (struktur berpasir) menggunakan sistem
bedeng dengan pengolahan sebagai berikut:
(a) Tanah dicangkul/dibajak sedalam 30 cm dan dipetak-petak;
(b) Bedengan dibuat dengan ukuran 1-2 m dan panjang disesuaikan;
(c) Dibuat parit tepi (saluran drainase) di sekeliling petak, dengan ukuran lebar 60 cm dan kedalaman 50 cm;
(d) Got/saluran air) dalam petak dengan lebar 50 cm dan dalam 40 cm;
(e) Tanah diratakan dan dibuat bagian tengah agak tinggi; dan
(f) Membuat jarak tanam disesuaikan dengan diameter bibit, makin besar bibit maka lebih besar jarak tanam.
(a) Tanah dicangkul/dibajak sedalam 30 cm dan dipetak-petak;
(b) Bedengan dibuat dengan ukuran 1-2 m dan panjang disesuaikan;
(c) Dibuat parit tepi (saluran drainase) di sekeliling petak, dengan ukuran lebar 60 cm dan kedalaman 50 cm;
(d) Got/saluran air) dalam petak dengan lebar 50 cm dan dalam 40 cm;
(e) Tanah diratakan dan dibuat bagian tengah agak tinggi; dan
(f) Membuat jarak tanam disesuaikan dengan diameter bibit, makin besar bibit maka lebih besar jarak tanam.
Penanaman
Benih yang telah dipindah dari tempat persemaian, dapat ditanam langsung di lahan atau polybag. Cara yang digunakan untuk menanamnya adalah sebagai berikut:
Benih yang telah dipindah dari tempat persemaian, dapat ditanam langsung di lahan atau polybag. Cara yang digunakan untuk menanamnya adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dengan menggunakan sosrok dengan kedalaman disesuaikan dengan panjang bibit, semakin panjang ukuran bibit maka semakin dalam pembuatan lubang, demikian sebaliknya.
Pembuatan lubang tanam dengan menggunakan sosrok dengan kedalaman disesuaikan dengan panjang bibit, semakin panjang ukuran bibit maka semakin dalam pembuatan lubang, demikian sebaliknya.
b. Pembenaman
Pembenaman diupayakan sampai semua bagian benih masuk kedalam lubang yang telah disiapkan sebelumnya. Jarak tanam pada musim kemarau 15 x 15 cm, sedangkan pada musim hujan 15 x 20 cm.
Pembenaman diupayakan sampai semua bagian benih masuk kedalam lubang yang telah disiapkan sebelumnya. Jarak tanam pada musim kemarau 15 x 15 cm, sedangkan pada musim hujan 15 x 20 cm.
c. Perlakuan Bibit
Sebelum benih ditanamkan, dilakukan pencampuran dengan agens hayati (2 jam sebelum tanam). Bibit bawang merah yang siap ditanam disemprot merata dengan larutan agens hayati dengan dosis 10 cc/liter air. Hal ini digunakan sebagai perangsang tumbuh dan untuk mengendalikan penyakit akar dan moler.
Sebelum benih ditanamkan, dilakukan pencampuran dengan agens hayati (2 jam sebelum tanam). Bibit bawang merah yang siap ditanam disemprot merata dengan larutan agens hayati dengan dosis 10 cc/liter air. Hal ini digunakan sebagai perangsang tumbuh dan untuk mengendalikan penyakit akar dan moler.
Penyiraman dengan menggunakan alat penyiraman lokal Bima (Bhoru) dilakukan sejak tanam sampai tanaman berumur 4 minggu setiap pagi atau sore hari sesuai kebutuhan tanaman. Setelah umur 4 minggu, mulai diberikan secara Leb (Owa-Bima) yang dipompa dari sumur dangkal atau dari air pengairan (sekali dalam 5 hari/ 7 hari )diselingi penyiraman sampai menjelang panen. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
numpang promote ya min ^^
BalasHapusbosan tidak tahu harus mengerjakan apa ^^
daripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||