Tanaman rambutan merupakan tanaman asli
Indonesia, sampai saat ini, teknologi budidaya rambutan masih bersifat
tradisional dan dibiarkan tumbuh secara alami, penanganan panen dan pasca panennya
juga dilakukan secara sederhana sehingga produksi dan kualitasnya kurang
maksimal. Buah rambutan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena
selain dikonsumsi oleh masyarakat dalam negeri, ternyata rambutan juga diekspor
.
Buah rambutan dapat dikonsumsi dalam bentuk
buah segar atau dalam bentuk olahan. Yang dikonsumsi adalah daging buah yang
berada di dalam biji, dengan cara memotong kulit buah melingkar, kemudian kulit
dilepas dari masing-masing potongan dan nikmati daging buahnya selanjutnya biji
buahnya dibuang. Rambutan umumnya dikonsumsi sebagai buah segar. Agar dapat
berproduksi secara optimal, sebaiknya dilakukan pengendalian terhadap berbagai
gangguan penyakit yang menyerang tanaman.
Penyakit Tanaman Rambutan
Beberapa penyakit tanaman rambutan antara lain : 1) Benang putih (Marasmius sp); 2) Embun Tepung (Oidium nephelii); 3) Jamur Upas (Upasia Salmonicolor); 4) Kanker batang (Dolabra nepheliae Boot & Ting); 5) Busuk buah (Glicophalotrichum bulbilium).
Beberapa penyakit tanaman rambutan antara lain : 1) Benang putih (Marasmius sp); 2) Embun Tepung (Oidium nephelii); 3) Jamur Upas (Upasia Salmonicolor); 4) Kanker batang (Dolabra nepheliae Boot & Ting); 5) Busuk buah (Glicophalotrichum bulbilium).
1. Benang putih (Marasmius sp)
Pada cabang dan ranting pohon rambutan yang terserang biasanya terdapat benang putih yang terdiri dari miselium jamur. Benang-benang tersebut rata menutupi daun rambutan, sehingga menyebabkan daun mati. Pengendalian dilakukan dengan cara : 1) Teknis, yaitu dengan memangkas cabang/ ranting yang terserang penyakit. Pangkasan harus segera dibakar pada tempat yang telah tersedia; 2) Kimiawi, yaitu dilakukan dengan penyemprotan fungisida (Benlate dan Cupravit) sesuai dosis yang tertera dalam kemasan.
Pada cabang dan ranting pohon rambutan yang terserang biasanya terdapat benang putih yang terdiri dari miselium jamur. Benang-benang tersebut rata menutupi daun rambutan, sehingga menyebabkan daun mati. Pengendalian dilakukan dengan cara : 1) Teknis, yaitu dengan memangkas cabang/ ranting yang terserang penyakit. Pangkasan harus segera dibakar pada tempat yang telah tersedia; 2) Kimiawi, yaitu dilakukan dengan penyemprotan fungisida (Benlate dan Cupravit) sesuai dosis yang tertera dalam kemasan.
2. Embun Tepung (Oidium nephelii)
Permukaan tanaman yang terserang terdapat tepung berwarna putih keabu-abuan. Tanaman yang terserang adalah pucuk bunga dan buah yang akhirnya gugur atau kering berwarna hitam seperti terbakar. Pengendalian dengan cara : 1) Teknis, dengan melakukan sanitasi yaitu dengan memotong cabang/ranting yang pucuk bunga dan buahnya terserang berat, membuang bunga dan buah untuk tanaman yang terserang sedang dan membersihkan bunga dan buah untuk tanaman yang terserang ringan; 2) Kimiawi, yaitu dilakukan dengan penyemprotan fungsida berbahan aktif benomil seperti benlate dengan frekuensi dua minggu sekali pada pagi hari dengan dosis 2 gram/ liter. Untuk menekan banyaknya spora cendawan, penyemprotan dikonsentrasikan pada pucuk bunga.
Permukaan tanaman yang terserang terdapat tepung berwarna putih keabu-abuan. Tanaman yang terserang adalah pucuk bunga dan buah yang akhirnya gugur atau kering berwarna hitam seperti terbakar. Pengendalian dengan cara : 1) Teknis, dengan melakukan sanitasi yaitu dengan memotong cabang/ranting yang pucuk bunga dan buahnya terserang berat, membuang bunga dan buah untuk tanaman yang terserang sedang dan membersihkan bunga dan buah untuk tanaman yang terserang ringan; 2) Kimiawi, yaitu dilakukan dengan penyemprotan fungsida berbahan aktif benomil seperti benlate dengan frekuensi dua minggu sekali pada pagi hari dengan dosis 2 gram/ liter. Untuk menekan banyaknya spora cendawan, penyemprotan dikonsentrasikan pada pucuk bunga.
3. Jamur Upas (Upasia Salmonicolor)
Jamur upas menyerang cabang tanaman yang sudah berkayu. Cabang yang terserang, timbul benang-benang cendawan seperti sarang labah-laba yang berkembang menjadi kerat cendawan berwarna merah jambu. Pengendalian dilakukan dengan cara : 1) Teknis, yaitu dengan memotong sepanjang 30 cm dibawah cabang yang terkena jamur, kemudian dibakar ditempat yang telah disediakan; 2) Mengoleskan fungisida (bubur california atau bubur bordeaux) pada bagian yang terserang jamur upas. Sebaiknya pengolesan dilakukan pada pagi dengan dosis sesuai yang tertera dalam kemasan.
Jamur upas menyerang cabang tanaman yang sudah berkayu. Cabang yang terserang, timbul benang-benang cendawan seperti sarang labah-laba yang berkembang menjadi kerat cendawan berwarna merah jambu. Pengendalian dilakukan dengan cara : 1) Teknis, yaitu dengan memotong sepanjang 30 cm dibawah cabang yang terkena jamur, kemudian dibakar ditempat yang telah disediakan; 2) Mengoleskan fungisida (bubur california atau bubur bordeaux) pada bagian yang terserang jamur upas. Sebaiknya pengolesan dilakukan pada pagi dengan dosis sesuai yang tertera dalam kemasan.
4. Kanker batang (Dolabra nepheliae Boot & Ting)
Penyakit ini menyerang kulit dan batang tanaman rambutan. Batang yang terserang banyak ditumbuhi kudis, sehingga mengganggu pertumbuhan batang dan produksinya. Pengedalian dilakukan dengan cara : 1) Teknis, dengan mengerok benjolan-benjolan pada batang yang terserang, selanjutnya dibiarkan selama 3-4 hari; 2) Kimiawi, yaitu dengan melakukan penyemprotan atau pengolesan dengan campuran larutan karbol dan deterjen secukupnya.
Penyakit ini menyerang kulit dan batang tanaman rambutan. Batang yang terserang banyak ditumbuhi kudis, sehingga mengganggu pertumbuhan batang dan produksinya. Pengedalian dilakukan dengan cara : 1) Teknis, dengan mengerok benjolan-benjolan pada batang yang terserang, selanjutnya dibiarkan selama 3-4 hari; 2) Kimiawi, yaitu dengan melakukan penyemprotan atau pengolesan dengan campuran larutan karbol dan deterjen secukupnya.
5. Busuk buah (Glicophalotrichum bulbilium)
Penyakit busuk buah menyerang buah yang masih kecil/muda, selanjutnya meskipun buah tersebut menjadi besar tapi tetap akan busuk, berwarna hitam dan mengering. Pengendalian dengan cara : 1) teknis, yaitu petik buah yang terserang kemudian dikumpulkan dan bakar ditempat yang telah disediakan selanjutnya dikubur dalam tanah; 2) Kimia, yaitu melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazin dengan dosis 0,4 cc/liter air.
Penyakit busuk buah menyerang buah yang masih kecil/muda, selanjutnya meskipun buah tersebut menjadi besar tapi tetap akan busuk, berwarna hitam dan mengering. Pengendalian dengan cara : 1) teknis, yaitu petik buah yang terserang kemudian dikumpulkan dan bakar ditempat yang telah disediakan selanjutnya dikubur dalam tanah; 2) Kimia, yaitu melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazin dengan dosis 0,4 cc/liter air.
6. Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh organisme semacam ganggang (Chephaleuros sp) yang menyerang daun tua yang ditandai dengan bercak-bercak kecil dipermukaan daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan spora. Batang dan daun yang terserang tampak bercak seperti panu. Penyakit ini muncul pada musim hujan. Pengendalian cukup dilakukan dengan mengunakan bubur bordeaux/ bubur california dengan dosis sesuai tertera dalam kemasan.
Penyakit ini disebabkan oleh organisme semacam ganggang (Chephaleuros sp) yang menyerang daun tua yang ditandai dengan bercak-bercak kecil dipermukaan daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan spora. Batang dan daun yang terserang tampak bercak seperti panu. Penyakit ini muncul pada musim hujan. Pengendalian cukup dilakukan dengan mengunakan bubur bordeaux/ bubur california dengan dosis sesuai tertera dalam kemasan.
7. Penyakit akar putih
Penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan Rigidoporus lignosus dengan tanda rizom berwarna putih menempel di akar. Jika dikupas akar yang terserang berwarna kecoklatan. Pengendaliannya diberikan fungisida jenis benlate 0,3% dengan dosis sesuai tertera pada kemasan. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan Rigidoporus lignosus dengan tanda rizom berwarna putih menempel di akar. Jika dikupas akar yang terserang berwarna kecoklatan. Pengendaliannya diberikan fungisida jenis benlate 0,3% dengan dosis sesuai tertera pada kemasan. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar