Rambutan atau juga
disebut Hairy Fruit merupakan buah tropis basah dari keluarga Sapindaceae.
Penyebaran rambutan telah menyebar ke Filipina, negara-negara Amerika latin dan
daratan yang beriklim subtropis. Saat ini terdapat sekitar 22 jenis rambutan
berasal dari galur murni atau hasil okulasi atau gabungan dari dua jenis
rambutan dari galur yang berbeda. Untuk memperbanyak tanaman rambutan, dapat
dilakukan melalui okulasi. Perbanyakan dengan okulasi akan menghasilkan tanaman
yang mempunyai sifat sama dengan pohon induknya.
Perbanyakan
tanaman rambutan dengan okulasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Pemilihan pohon pangkal dan batang atas
Perbanyakan okulasi memerlukan pohon pangkal dan batang atas yang baik. Pohon pangkal dan batang atas yang dipilih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) pohon pangkal atau batang bawah berasal dari tanaman yang perakarannya kuat, tahan serangan hama dan penyakit, serta toleran tumbuh didaerah tandus, misalnya rambutan sinyonya; b) pohon induk untuk batang atas mempunyai sifat unggul, buahnya enak, lebat dan bernilai ekonomi tinggi misalnya rambuatan rafiah.
Perbanyakan okulasi memerlukan pohon pangkal dan batang atas yang baik. Pohon pangkal dan batang atas yang dipilih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) pohon pangkal atau batang bawah berasal dari tanaman yang perakarannya kuat, tahan serangan hama dan penyakit, serta toleran tumbuh didaerah tandus, misalnya rambutan sinyonya; b) pohon induk untuk batang atas mempunyai sifat unggul, buahnya enak, lebat dan bernilai ekonomi tinggi misalnya rambuatan rafiah.
2.
Pelaksanaan Okulasi
Sebelum proses okulasi, siapkan entris berupa mata tunas. Entres sebaiknya diambil sebulan sebelum atau sesudah tanaman berbuah, karena saat tersebut konsentrasi kebutuhan hara diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif. Okulasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
Sebelum proses okulasi, siapkan entris berupa mata tunas. Entres sebaiknya diambil sebulan sebelum atau sesudah tanaman berbuah, karena saat tersebut konsentrasi kebutuhan hara diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif. Okulasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
(a)
Batang rambutan yang akan dijadikan sebagai pohon pangkal dibersihkan dari
kotoran yang melekat hingga setinggi 15 cm di atas tanah;
(b) Kulit batang rambutan dikerat secara
membujur dengan lebar sekitar 8 mm atau sesuai ukuran entris, tepat 10 cm
diatas tanah dengan menggunakan pisau okulasi yang tajam dan steril;
(c)
Kemudian kedua ujung keratan (kiri dan kanan) disayat kebawah sepnjang
masing-masing 4 cm lalu bagian kulit yang terkelupas ditarik ke bawah dengan
tangan hingga berbentuk lidah, lalu potong separuhnya;
(d)
Ambil mata tunas dari pohon induk rambutan terpilih, lalu bagian kulit kayu
yang mempunyai mata tunas disayat dari arah bawah ke atas sepanjang 4 cm dan
lebar 8 mm, diusahakan agar kayunya ikut terbawa;
(e)
Kemudian entris ditempelkan secara perlahan dan hati-hati, kemudian cungkil dan
buang kayu yang masih menempel di mata tunas;
(f)
Kulit yang bermata tersebut ditempelkan sehingga menutup seluruh luka sayatan
kulit di pohon pangkal. Untuk, menghindari serangan bakteri atau jamur, lumuri
dengan bubur Bordeaux;
(g)
Kemudian bagian okulasi dibalut dengan menggunakan tali rafia yang telah dicelupkan
kedalam parafin yang dipanaskan, agar tidak mengganggu pertumbuhan. Pembalutan
jangan terlalu erat atau renggang dan usahakan agar mata menyembul keluar;
(h)
Hasil okulasi diletakkan ditempat yang teduh dan disiram secara teratur;
(i)
bila okulasi telah mencapai umur sekitar 15 hari balutan dilepas, kemudian iris
sedikit batang, 10 cm diatas okulasi;
(j)
Rebahkan ujung pohon pangkal kearah bawah, lalu ikatkan pada tonggak yang
ditancapkan di dekatnya untuk mempercepat pertumbuhan tunas-tunas di entris;
(k)
Potong batang yang dibengkokkan tepat di luka bekas irisan saat mata tunas
telah tumbuh menjadi batang atas; dan
(l) Siram dua kali sehari, siangi dan pupuk
dengan menggunakan urea dengan dosis 10 gram untuk setiap satu meter persegi
atau untuk setiap 25 bibit rambutan.
Cara
membuat bubur Bordeaux
Tuangkan larutan kapur tohor yang teridiri dari campuran 15 gram kapur dengan 0,5 liter air ke dalam larutan terusi (Cuprisulfat atau CuSO4). Penuangan dari larutan kapur ke ke larutan terusi tidak boleh terbalik. Penuangan dilakukan secara perlahan-lahan, sedikit demi sidikit hingga diperoleh campuran kental seperti bubur. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tuangkan larutan kapur tohor yang teridiri dari campuran 15 gram kapur dengan 0,5 liter air ke dalam larutan terusi (Cuprisulfat atau CuSO4). Penuangan dari larutan kapur ke ke larutan terusi tidak boleh terbalik. Penuangan dilakukan secara perlahan-lahan, sedikit demi sidikit hingga diperoleh campuran kental seperti bubur. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar