Penanganan pasca panen yang baik akan membantu
mengurangi kehilangan hasil, yang pada gilirannya dapat membantu keberhasilan
agribisnis buah-buahan. Beberapa perlakuan pasca panen pisang yang perlu
mendapat perhatian :
1. Pengumpulan, tandan pisang yang telah
dipanen dikumpulkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung.
Daun pisang dapat digunakan untuk alas agar buah pisang tidak luka dan dapat
dipakai untuk penutup dari sinar matahari. Sebelum dilakukan sortasi, tandan
buah disisir dengan menggunakan pisau yang tajam.
2. Sortasi dan pengkelasan (Grading), setelah dilakukan pemisahan sisir buah dari tandannya, selanjutnya buah pisang diseleksi yaitu dengan memisahkan buah yang tidak memenuhi syarat untuk dipasarkan, misalnya kerusakan mekanis, serangan hama dan penyakit, busuk, buah yang tidak normal bentuk, ukuran dan tingkat ketuaannya (terlalu muda/ terlalu tua). Pengkelasan dilakukan sesuai dengan permintaan pasar, berdasarkan asal sisir tandan atau bobot buah.
3. Pemeraman, buah pisang tergolong buah-buahan yang klimaterik artinya buah yang kurang tua saat panen akan menjadi matang selama penyimpanan, hanya saja mutunya kurang baik, rasanya kurang enak dan aromanya kurang kuat. Buah yang cukup tingkat ketuaannya akan menjadi matang dalam 4-5 hari setelah dipanen tanpa perlakuan pemeraman, namun kematangan tidak seragam dan warnanya kurang menarik.
Pemeraman bertujuan mempercepat proses
pematangan buah serempak sehingga didapatkan kematangan buah dan warna yang
seragam. Pemeraman dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
a). Pemeraman tradisional, buah pisang diperam
di dalam tempayan dari tanah liat diikuti dengan pengasapan secukupnya agar
udara dalam tempayan menjadi panas karena panas menyebabkan buah menjadi cepat
matang. Lama pemeraman antara 2-3 hari.
b).
Pemeraman dengan pengemposan, banyak dilakukan oleh pedagang pengumpul di
sentra produksi pisang. Buah pisang yang akan diempos biasanya dalam bentuk
tandan, dimasukkan ke dalam lubang di dalam tanah. Untuk seratus tandan pisang
diperlukan lubang 2x3x3 m³, lubang diberi tutup dari papan dan ditimbun dengan
tanah, penutupan disisakan untuk tempat masuknya pisang. Pada ujung lubang
diberi bumbung bambu untuk tempat masuknya asap. Daun kelapa dibakar, asapnya
dimasukkan ke dalam bumbung bambu dengan cara dikipas. Pengasapan dilakukan 2
kali setiap 12 jam sekali, setelah pengasapan buah dibiarkan di dalam lubang
selama 24 jam. Setelah 24 jam buah diangkat dari dalam lubang,
diangin-anginkan, kemudian dibungkus daun pisang kering dan siap diangkut ke
daerah pemasarannya.
c). Pemeraman dengan Karbit, karbit (CaC2)
adalah bahan penghasil gas karbit yang dapat memacu kematangan buah. Pemeraman
dengan karbit dapat dilakukan di pohon atau sesudah dipanen. Bila buah masih
dipohon, segumpal karbit (± 10 gr) diletakkan diantara sisir pisang dibagian
tengah. Tandan pisang kemudian dibungkus dengan plastik atau karung dan diikat
di bagian atasnya. Buah yang diperam setelah panen, caranya karbit dibungkus
kertas, setiap 1 ton buah pisang dipergunakan karbit sebanyak 1 kg, buah pisang
kemudian ditutup dengan plastik dan dibiarkan selama 2 hari, kemudian tutup
dibuka dan buah diangin-anginkan. Dalam 2-3 hari buah akan menjadi matang
secara serempak.
4. Pengemasan, memudahkan pengangkutan dan melindungi buah dari kerusakan mekanis yang terjadi selama pengangkutan. Untuk jarak dekat menggunakan keranjang bambu dengan kapasitas 3-4 sisir, namun ada yang menggunakan peti kayu berisi 150 pisang gandeng (per 2 buah). Pengemasan untuk ekspor umumnya menggunakan karton berventilasi dan menggunakan lapisan plastik. Setelah buah dipetik harus dicuci dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida, kemudian diberi perlakuan untuk mempertahankan kesegarannya.
Kemasan yang digunakan mempunyai kapasitas
18,14 kg dan 12 kg, karton bagian dalam sebaiknya dilapisi lilin dan untuk
menghambat pematangan diberikan KmnO4 sebanyak 0,1 ml/sisir. Sebelum dikemas
dilakukan pencegahan penyakit antraknos yaitu setelah buah dicuci selanjutnya
dilakukan pencelupan ke dalam air panas suhu 55 °C selama 2 meni. Pencegahan
akan lebih baik jika pencelupan ditambah dengan benomil 200 ppm. Kemasan untuk
pemasaran dalam negeri dianjurkan buah berupa sisiran dengan menggunakan peti
kayu ukuran 19 cm x 33 cm x 23 cm dengan menggunakan lapisan lembaran plastik
berlubang dan bantalan kertas potongan.
5. Penyimpanan, bertujuan untuk menghambat proses enzimatis, dengan meniadakan terjadinya respirasi dan transpirasi. Beberapa cara penyimpanan diantaranya :
a). Penyimpanan dengan pelapisan lilin, yaitu
penyimpanan buah dengan mencelupkan ke dalam emulsi lilin yang dikombinasikan
dengan pestisida. Cara ini pisang dapat tahan disimpan selama 13 hari;
b).
Penyimpanan dengan suhu rendah, suhu 10°C dan kelembaban 85-90%. Buah yang
disimpan masih berwarna hijau akan bertahan selama 5 minggu dan buah yang sudah
masak mempunyai daya simpan 11 hari;
c). Penyimpanan dengan menggunakan KmnO4 yaitu
dengan tujuan untuk menyerap etilen yang dihasilkan oleh buah, tahan disimpan
selama 3 minggu pada suhu ruang. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar