Menurut pengertiannya, lahan (land) atau sumberdaya
lahan (land resources) adalah lingkungan fisik yang terdiri dari relief,
tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada
pengaruhnya terhadap penggunaan tanah. Menurut pengertian tersebut, lahan atau
sumberdaya lahan merupakan sebuah ekosistem. Mengapa? Karena di lahan terjadi
hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan dengan
lingkungannya. Seiring meningkatnya
kebutuhan manusia akan sumber pangan, serta untuk menjaga kualitas dan
kelestarian lahan, maka penting dilakukan pengelolaan lahan yang efektif,
efisien, dan optimal.
Untuk mengelola lahan pertanian, dapat dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa cara berikut: Mengelola Kesuburan Tanah. Mengelola kesuburan tanah merupakan langkah untuk menjaga agar tanah tetap subur. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola kesuburan tanah, diantaranya:
Sistim Bera
Sistim bera dilakukan pada lahan yang sudah diolah cukup lama dan tidak subur lagi. Caranya, biasanya lahan diistirahatkan (tidak ditanami) dalam satu musim tanam. Dalam pelaksanaannya, petani sebaiknya membagi lahannya menjadi dua bagian, satu bagian diberakan dan satu bagain tetap digarap untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sistim bera dilakukan pada lahan yang sudah diolah cukup lama dan tidak subur lagi. Caranya, biasanya lahan diistirahatkan (tidak ditanami) dalam satu musim tanam. Dalam pelaksanaannya, petani sebaiknya membagi lahannya menjadi dua bagian, satu bagian diberakan dan satu bagain tetap digarap untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Olah Jalur
Olah jalur merupakan cara pengolahan tanah secara terbatas dalam satu jalur yang akan ditanami. Cara ini umumnya dilakukan pada lahan kering. Selain membantu mengendalikan eorsi, olah jalur juga akan sangat membantu dalam menjaga kelembaban tanah, karena air hujan akan dapat bertahan dalam dalam jalur.
Olah jalur dibuat dengan menggali parit dengan lebar 30 cm dengan kedalam kira-kira 20cm. arah jalur dibuat mengikuti garis kontur anah dengan jarak antar jalur kira-kira 1 meter. Pemberian pupuk dapat dibenamkan dalam tanah dalam jalur. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk kandang atau kompos, pupuk sebaiknya diberikan 3-4 minggu sebelum jalur ditanami, shingga pupuk dapat hancur dan siap diserap tanaman.
Olah jalur merupakan cara pengolahan tanah secara terbatas dalam satu jalur yang akan ditanami. Cara ini umumnya dilakukan pada lahan kering. Selain membantu mengendalikan eorsi, olah jalur juga akan sangat membantu dalam menjaga kelembaban tanah, karena air hujan akan dapat bertahan dalam dalam jalur.
Olah jalur dibuat dengan menggali parit dengan lebar 30 cm dengan kedalam kira-kira 20cm. arah jalur dibuat mengikuti garis kontur anah dengan jarak antar jalur kira-kira 1 meter. Pemberian pupuk dapat dibenamkan dalam tanah dalam jalur. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk kandang atau kompos, pupuk sebaiknya diberikan 3-4 minggu sebelum jalur ditanami, shingga pupuk dapat hancur dan siap diserap tanaman.
Olah Lubang
Variasi lain dari oleh jalur ialah olah lubang. Dalam olah lubang, yang digali bukan jalur melainkan lubang. Setiap lubang dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm kedalaman 30 cm, sedangkan jarak antar lubang disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
Variasi lain dari oleh jalur ialah olah lubang. Dalam olah lubang, yang digali bukan jalur melainkan lubang. Setiap lubang dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm kedalaman 30 cm, sedangkan jarak antar lubang disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
Tanaman
yang ditanam dengan cara ini umumnya tanaman pohon-pohonan dan tanaman sayuran
yang bernilai tinggi, misalnya saja tomat, cabai dan kembang kol.
Menentukan Pola TanamMenentukan pola tanam atau kalender tanam, umumnya
dilakukan dengan meganalisa kesesuaian lahan dan iklim tanaman dalam satu
tahun. Penentuan pola tanam sangat penting dan erat kaitannya dengan kondisi
iklim, khususnya terkait musim hujan. Cara yang dilakukan untuk menentukan pola
tanam umumnya dengan mempertimbangkan hasil analisis ketersediaan air, periode
pertumbuhan, dan kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan.
Dalam menentukan pola tanam, umumnya petani di wilayah tertentu sudah
memiliki pola yang teratur. Pola tanam (khususnya tanaman pangan) yang
diterapkan petani umumnya terdiri dari: padi:padi:palwija, atau
padi:palawija:bera.
Menentukan Sistim Tanam
Penentuan sistim tanam erat kaitannya dengan efisiensi penggunaan lahan yang disesuaikan dengan kesuburan tanah dan ketersediaan air. Ada beberapa sistem tanam yang dapat digunakan, diantaranya:
Penentuan sistim tanam erat kaitannya dengan efisiensi penggunaan lahan yang disesuaikan dengan kesuburan tanah dan ketersediaan air. Ada beberapa sistem tanam yang dapat digunakan, diantaranya:
Kebun
Pekarangan
Kebun pekarangan merupakan kebun campuran yang tidak teratur antara tanaman tahunan (buah-buahan) dan tanaman semusim. Kebun pekarangan terletak di sekitar pekarangan dengan fungsi penyediaan karbohidrat, vitamin dan mineral, serta obat-obatan sepanjang tahun.
Kebun pekarangan merupakan kebun campuran yang tidak teratur antara tanaman tahunan (buah-buahan) dan tanaman semusim. Kebun pekarangan terletak di sekitar pekarangan dengan fungsi penyediaan karbohidrat, vitamin dan mineral, serta obat-obatan sepanjang tahun.
Sistem
Perkebunan/ Mokokultur
Sistem perkebunan atau monokultur merupakan penanaman satu jenis komoditas tanaman pada satu hamparan lahan. Cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dalam usaha tani. Komoditas yang dikembangkan umumnya komoditas tanaman pohon yang mempunyai sistem perakaran yang dalam, seperti tanaman buah-buahan. Jenis tanaman yang dipilih umumnya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dan biasanya menggunakan input sarana produksi yang tinggi (intensifikasi).
Sistem perkebunan atau monokultur merupakan penanaman satu jenis komoditas tanaman pada satu hamparan lahan. Cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dalam usaha tani. Komoditas yang dikembangkan umumnya komoditas tanaman pohon yang mempunyai sistem perakaran yang dalam, seperti tanaman buah-buahan. Jenis tanaman yang dipilih umumnya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dan biasanya menggunakan input sarana produksi yang tinggi (intensifikasi).
Tumpang Sari
Sistem tanam tumpang sari ditujukan untuk mengintensifkan kegiatan pertanian, dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal, serta menyelamatkan sumber daya lahan dan air, serta mengurangi resiko kegagalan panen. Prinsip tumpang sari adalah keanekaragaman tanamn, dengan penanaman bermacam-macam tanaman, berupa tanaman keras/ kayu-kayuan dan buah-buahan, dengan tanaman sela semusim seperti tanaman pangan, tanaman obat-obatan, tanaman penutup dll. Sistem tumpang sari juga umum dilakukan oleh petani sayuran. Dimana dalam satu lahan petani menanam lebih dari satu jenis tanaman sayur, misalnya Cabai-kubis-dan sawi. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id
Sistem tanam tumpang sari ditujukan untuk mengintensifkan kegiatan pertanian, dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal, serta menyelamatkan sumber daya lahan dan air, serta mengurangi resiko kegagalan panen. Prinsip tumpang sari adalah keanekaragaman tanamn, dengan penanaman bermacam-macam tanaman, berupa tanaman keras/ kayu-kayuan dan buah-buahan, dengan tanaman sela semusim seperti tanaman pangan, tanaman obat-obatan, tanaman penutup dll. Sistem tumpang sari juga umum dilakukan oleh petani sayuran. Dimana dalam satu lahan petani menanam lebih dari satu jenis tanaman sayur, misalnya Cabai-kubis-dan sawi. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar