Bawang merah atau shallot
(Inggris) termasuk salah satu jenis sayuran umbi yang paling populer di
Indonesia. Rasanya hampir semua masakan dalam kuliner Nusantara pasti
menggunakan bawang termasuk bawang merah sebagai bumbunya. Karena itu, tidaklah
heran jika permintaan pasar terhadap bawang merah sangat besar. Dalam pengembangan komoditas hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura,
Kementerian Pertanian lebih mengarahkan kepada komoditas cabai, bawang merah
dan jeruk.
Perhatian cukup besar pada komoditas jeruk
diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan mutu produk sehinggga mampu
mensubstitusi impor. Sedangkan cabai dan bawang merah karena kedua komoditas
ini ternyata memberikan kontribusi terjadinya inflasi nasional sehinggga usaha
pengembangan komoditas ini diarahkan untuk menjaga stabilitas harga melalui
peningkatan produksi dan perbaikan mutu produk.
Bawang merah umumnya ditanam saat musim kemarau di lahan sawah dengan syarat air cukup untuk irigasi. Untuk meningkatkan produksi bawang merah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya yaitu (1) memetakan sitem produksi in-season dan off-season, produksi bawang merah off-season di lahan kering, (2) mengembangkan teknologi perbenihan melalui biji atau True Shallot Seed/TSS, (3) perakitan varietas toleran iklim basah atau varietas off- season budidaya bawang merah di musim hujan atau di luar musim (off-season).
Keberhasilan usaha tani bawang
merah di musim hujan ditentukan oleh kemampuan budidaya khususnya dalam
mengatasi masalah hama/penyakit tanaman, pemilihan varietas, pengolahan lahan
yang tepat dan pemupukan tanaman yang efisien.
Pemilihan Varietas
Menanam bawang merah di musim hujan harus tepat dalam memilih jenis varietas yaitu vaietas yang mampu beradaptasi di musim hujan, antara lain:
1. Varietas Sembrani, umur panen normal di dataran rendah 54-56 hari dan di dataran tinggi 68-75 hari, dengan potensi produksinya 9,0-24,0 ton/ha serta memiliki keunggulan tahan simpan sampai 4 bulan.
Menanam bawang merah di musim hujan harus tepat dalam memilih jenis varietas yaitu vaietas yang mampu beradaptasi di musim hujan, antara lain:
1. Varietas Sembrani, umur panen normal di dataran rendah 54-56 hari dan di dataran tinggi 68-75 hari, dengan potensi produksinya 9,0-24,0 ton/ha serta memiliki keunggulan tahan simpan sampai 4 bulan.
2. Vatietas Trisula, umur
panen normal 55 hari, dengan potensi produksinya 6,50-32,21 ton/ha serta
memiliki keunggulan tahan simpan sampai 5 bulan.
Kedua varietas ini telah diujicoba pada lahan gambut (musim hujan) di Provinsi Kalimantan Tengah, mampu beradaptasi dengan baik yaitu varietas Sembrani dan Trisula mempunyai tingkat kematian yang rendah yaitu varietas Sembrani 3,5 % dan Trisula 4,3 %.
Kedua varietas ini telah diujicoba pada lahan gambut (musim hujan) di Provinsi Kalimantan Tengah, mampu beradaptasi dengan baik yaitu varietas Sembrani dan Trisula mempunyai tingkat kematian yang rendah yaitu varietas Sembrani 3,5 % dan Trisula 4,3 %.
Selain pemilihan varietas
yang tepat, umbi bawang merah harus memenuhi persyaratan sebagai bibit, yaitu
(a) ukuran umbi tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, idealnya
bobot umbi yang akan dijadikan bibit berkisar 2,5 - 7,5 gram, (b) bentuk umbi
seragam, (c) bibit berasal dari umbi yang penampilannya terlihat segar, sehat
dan padat berisi , umbi yang masih baik warnanya mengkilap, (d) pilih umbi yang
tidak cacat, tidak luka, tidak kisut dan tidak sobek kulitnya, (e) umbi sudah
melewati masa penyimpanan selama 2,5 - 4 bulan. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar