Pemilihan metoda aplikasi
irigasi sangat menentukan keberhasilan pengelolaan irigasi, sehingga faktor-
faktor yang mempengaruhi metoda aplikasi irigasi sangat penting untuk diketahui.
Dalam memilih cara/ sistim aplikasi irigasi untuk agar efektif dan efisien
perlu mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:
a.Kondisi alam; Kondisi alam
seperti jenis tanah, kemiringan, iklim, kwalitas dan ketersediaan air sangat
berpengaruh terhadap metoda irigasi yang dipilih.Jenis tanah / tekstur tanah;
Tanah pasiran yang mempunyai kapastas menahan air (water holding capacity)
rendah dan laju infiltrasi tinggi. Oleh karena itu perlu pemberian air yang
sering tetapi jumlah pemberian air yang sedikit .
Pada kondisi demikian, irigasi sprinkler ataupun tetes
lebih cocok dari pada irigasi permukaan. Sebaliknya pada tanah geluhan ataupun
lempungan semua metoda diatas dapat digunakan tetapi irigasi permukaan lebih
umum digunakan. Pada tanah lempungan laju infiltrasinya rendah lebih cocok
menggunakan irigasi permukaan. Bila dalam suatu daerah irigasi ditemukan
berbagai jenis tanah (tekstur tanah), untuk menjamin distribusi air yang lebih
merata, sebaiknya menggunakan metoda irigasi tetes ataupun sprinkler.
b. Kemiringan, Pada lahan yang miring umumnya lebih cocok
diairi dengan metoda irigasi tetes ataupun sprinkler, karena lahannya tidak
perlu diadakan perataan/bila ada sedikit sekali.
c. Iklim, Di daerah yang kecepatan anginnya tinggi, lebih cocok dengan menggunakan metode irigasi tetes maupun irigasi permukaan.
d. Ketersediaan air; Bila ketersediaan air terbatas, menggunakan metoda irigasi sprinkler maupun tetes yang umumnya efisiennya lebih tinggi, lebih cocokdaripada menggunakan metoda irigasi permukaan.
c. Iklim, Di daerah yang kecepatan anginnya tinggi, lebih cocok dengan menggunakan metode irigasi tetes maupun irigasi permukaan.
d. Ketersediaan air; Bila ketersediaan air terbatas, menggunakan metoda irigasi sprinkler maupun tetes yang umumnya efisiennya lebih tinggi, lebih cocokdaripada menggunakan metoda irigasi permukaan.
e. Kualitas air; Bila air irigasi banyak mengandung sedimen
irigasi permukaan lebih cocok digunakan, karena sedimen dapat menyumbat
jaringan irigasi sprinkler maupun tetes. Bila air irigasi banyak mengandung
garam terlarut, irigasi tetes lebih cocok karena air yang diberikan kedalam
tanah lebih sedikit bila dibandingkan dengan irigasi permukaan. Untuk
melindikan (leaching) garam garam dalam tanah irigasi sprinkler lebih efisien
daripada irigasi permukaan.
f.Jenis tanaman; Irigasi
permukaan dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Irigasi sprinkler dan
tetes, karena perlu biaya investasi dan operasi/pemeliharaan yang besar hanya
cocok untuk mengairi tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Sedangkan irigasi
tetes hanya cocok untuk mengairi tanaman yang ditanam secara individual atau
larikan, oleh karena itu tidak cocok untuk mengairi tanaman yang tumbuhnya
rapat.
g. Jenis teknologi; Jenis
tehnologi yang digunakan untuk irigasi tetes dan sprinkler lebih canggih dari
irigasi permukaan, oleh karena itu dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan
dana dan kemampuan sumber daya manusia yang ada.
h. Kebiasaan/ pengalaman
petani; Metoda irigasi yang dipilih juga sangat ditentukan oleh kebiasaan/pengalaman
petani setempat. Kadang kadang merubah metoda irigasi secara total akan
menimbulkan kesulitan/tidak bisa diterima oleh petani. Tetapi bila hanya
meningkatkan kwalitas metoda yang telah ada akan lebih mudah diterima oleh
petani.
i. Tenaga; Pada irigasi
permukaan umumnya memerlukan tenaga yang lebih banyak dari pada irigasi
sprinkler ataupun tetes, terutama untuk konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
j. Analisa ekonomi; Metoda
yang akan dipilih sangat tergantung dari hasil analisa ekonomi ini yang paling
menguntungkan. Analisa biaya ini tentu saja termasuk biaya awal, operasi dan
pemeliharaannya. Menurut Keller, J (1991)
khususnya untuk pemilihan sistim irigasi modern, hal hal yang perlu
dipertimbangkan antara lain: kesesuaian secara fisik, biaya, efisiensi, potensi
hasil dan keuntungan, kesesuaian/ dapat diadaptasikannya untuk pemilikan lahan
yang sempit, pengorganisasian, kelestarian, resiko, usaha dalam pengelolaan dan
kompleksitasnya, serta fleksibitas tata letaknya. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id
numpang promote ya min ^^
BalasHapusbosan tidak tahu harus mengerjakan apa ^^
daripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||