Penanaman rambutan dilakukan setelah lahan diolah lalu dibuat lubang tanaman
dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Tanah galian atas dipisahkan dengan tanah
galian bawah. Setelah dua minggu baru dilakukan penanaman rambutan, lalu
ditimbun dengan tanah bekas galian tersebut, yang perlu diperhatikan, tanah
bagian bawah ditimbunkan pada bagian bawah dan tanah bagian atas ditimbun pada
bagian atas, serta dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 40 kg/lubang tanaman.
Jarak tanam 10 m x 12 m atau 12 m x 12 m. Pada lahan miring jarak tanam agak
lebih rapat.
Pada lahan gambut atau lahan masam dengan pH < 5, perlu ditambahkan kapur mati atau abu dapur. Benih dapat dipindahkan kelahan tempat penanaman setelah tingginya lebih dari 50 - 75 cm, yakni sudah berumur lebih dari 8 bulan. Pupuk buatan yang diberikan berupa campuran Urea, TSP atau SP-36, dan KCL, dengan perbandingan 2:2:1, atau diberikan sebanyak 50-250 gram/tanaman. Pemupukan dilakukan tiga kali dalam setahun dengan selang waktu empat bulan sekali. Apabila tanaman sudah berumur 10 tahun harus diberikan pupuk NPK sampai 500 - 1.000 gr/pohon.
Guna memaksimalkan produksi dan mutu buah rambutan, maka para pelaku agribisnis rambutan, harus memperhatikan beberapa teknologi yaitu:
a) Teknologi penyiapan lahan yang meliputi teknologi konservasi mekanis, terutama tentang pengolahan tanah menurut kontur tanah dan pembuatan guludan pada lahan miring dan saluran air untuk penyiraman.
b)
Teknologi perbenihan, harus menggunakan benih yang berlabel dan bebas dari hama
dan penyakit dengan cara mendapatkannya dari penangkar benih binaan, yang
berasal dari okulasi dengan kondisi benih harus prima, sehat, tumbuh lurus,
tinggi benih sudah mencapai 50-75 cm, akar tunggang harus lurus dan harus disediakan
benih sehat untuk sulaman, dan selalu diawasi oleh Dinas Pertanian dan
Hortikultura atau yang menangani di tingkat kabupaten/kota.
c) Teknologi pemupukan dengan memanfaatkan
pupuk organik dan anorganik, yaitu pupuk Makro (pupuk kandang, Urea,TSP,KCL dan
ZA) dan pupuk Mikro (Cu,Zn,Fe,B dan Mn) dengan
menyediakan lubang tanaman untuk pupuk dasar, lubang untuk pupuk susulan dan
lubang untuk pupuk lanjutan dengan menaburkan pupuk secara melingkar dan bisa
juga dibuat alur pemupukan di kanan dan kiri dibawah tajuk.
d)
Teknologi pemangkasan, merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dengan cara
pemangkasan bentuk, pemangkasan perawatan/pemeliharaan, pemangkasan penjarangan
buah dalam satu dompolan, pemangkasan setelah panen untuk tajuk yang baru dengan
melakukan pemangkasan berat.
e)
Teknologi pembungaan, pembungaan diluar musim dapat dilakukan dengan cara
pengeringan air, pencekikan/pengikatan batang tanaman rambutan, dengan
pemberian zat pengatur tumbuh Napthaleneacetic acid serta pemberian Paclobutrazol
atau penyemprotan dengan KNO3 (Kalium Nitrat), guna untuk mempercepat keluarnya
tepung sari.
f)
Teknologi pengendalian hama dan penyakit, untuk mendapatkan tanaman rambutan
yang sehat dan super, ada beberapa teknik pengendalian hama dan penyakit diantaranya
dengan cara teknis, mekanis, biologis dan penerapan peraturan benih.
g)
Teknologi top working, merupakan suatu pekerjaan untuk mengganti varietas
tanaman yang sudah tidak produktif lagi dengan cara, sambung celah, sambung
sisip atau mengganti dengan tanaman okulasi baru.
h)
Teknologi memperbaiki warna buah dengan cara pemberian jenis ethepon seperti
Chloroethamephosphonic acid dengan kosentrasi 10 mg/liter pada saat buah mulai
bewarna. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar