Untuk memperbanyak tanaman rambutan selain
dapat dilakukan dengan biji dan okulasi, dapat pula dilakukan melalui cangkok.
Saat ini perbanyakan dengan biji sudah jarang dilakukan karena tanaman rambutan
yang bibitnya berasal dari biji menghasilkan tanaman yang tidak berbuah
disebabkan tanaman yang tumbuh adalah tanaman berbunga jantan atau berbunga
betina saja.
Perbanyakan
tanaman rambutan dengan cangkok dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pemilihan pohon induk.
Pohon induk dipilih dari tanaman induk yang sehat dan kuat dan dipilih varietas
yang telah dikenal sifat buahnya seperti rasa daging buahnya manis dan ngelotok
(daging buah mudah lepas dari bijinya) dengan ukuran buahnya besar serta sudah
berbuah 3 - 4 kali. Pohon induk dipilih dari pohon yang bentuk cabangnya lurus,
panjang cabang 75 - 100 cm dengan diameter sebesar jari telunjuk orang dewasa.
Sebaiknya dipilih cabang atau dahan yang telah berumur satu tahun.
2. Persiapan Bahan dan alat.
Bahan yang harus dipersiapkan antara lain : tanah gembur halus yang dicampur
dengan kompos atau pupuk kandang yang telah matang dengan perbandingan 1:1.
Pupuk kandang harus bebas dari organisme pengganggu seperti cacing dan rayap.
Selain itu disiapkan pisau cangkok, lembaran plastik atau sabut kelapa, tabung
bambu dan tali pengikat dari bahan plastik atau tali bambu.
3. Pelaksanaan Pencangkokan.
Tanaman rambutan sebaiknya dicangkok pada awal musim penghujan, agar
meringankan pemeliharaan terutama dalam hal penyiraman. Jangan mencangkok pada
saat tanaman sedang berbuah, karena pada saat itu kayu dalam keadaan kering dan
suplai makanan terkonsentrasi pada buah, jika dipaksakan cangkokan cenderung
akan mati.
Cara mencangkok : 1) Kulit
dahan disayat dan dikupas sepanjang 5 cm, kemudian lendir yang menempel
dibersihkan hingga benar-benar kering; 2) Biarkan luka yang terbentuk terbuka
selama 3-4 hari hingga tertutup kalus baru dan berhenti mengeluarkan lendir; 3)
Ikat lembar plastik atau sabut kelapa di bagian bawah keratan dengan tali
rafia. Lembaran plastik atau sabut kelapa dilipat ke atas hingga membentuk
kantong; 4) kantong yang terbentuk diisi dengan tanah yang telah dicampur
dengan kompos atau pupuk kandang. Usahakan campuran tersebut cukup basah,
sehingga luka sayatan tertutup seluruhnya (beberapa sentimeter diatas keratan);
5) Kantong yang telah berisi tanah diikat beberapa sentimeter diatas keratan.
Cara mengikat jangan terlalu erat atau terlalu renggang; 6) Beri lubang pada
pembungkus plastik untuk sirkulasi udara dibagian yang dicangkok.
4. Pemeliharaan.
Jika pencangkokan dilakukan
pada musim kemarau, sebaiknya bibit disiram dua kali sehari, yaitu pada pagi
dan sore hari. Pada musim hujan, penyiraman dilakukan seperlunya sesuai dengan
situasi Untuk mempercepat pertumbuhan akar, diberikan cairan Dharmasari 5 EC
(zat perangsang pertumbuhan akar) pada air siraman dengan dosis 3 ml untuk 10
liter air. Setelah cangkokan berumur 40-45 hari, akar-akar mulai tumbuh dan
keluar menembus pembungkus plastik atau sabut kelapa. Saat inilah cangkokan
sudah dapat dipotong.
Agar terhindar dari serangan
rayap, batang yang dicangkok dipotong sependek mungkin dibawah pembungkus
plastik atau sabut kelapa dengan menggunakan gergaji tajam. Selanjutnya untuk
mengurangi proses penguapan, sebagian daun bibit sebaiknya dibuang. Cangkokan
yang yang telah dipotong jangan langsung ditanam di kebun penanaman, tetapi
dipelihara terlebih dahulu dalam polibag. Cangkokan yang baru dipotong bisa
juga ditanam terlebih dahulu di bedeng persemaian hingga benar-benar kuat dan
juga subur. Selama dalam pemeliharaan, bibit asal cangkokan disiram dua kali
sehari. Setelah tiga bulan, cangkokan siap dipindahkan ke kebun penanaman.
5. Persiapan penanaman di
kebun penanaman. Membuat lubang tanam 3-4 minggu sebelum benih hasil cangkokan
ditanam dengan ukuran 75 x 75x 75 cm. Pada saat penggalian, pisahkan tanah
galian bagian atas dan bawah, jarak antar lubang tanam 8-10 m. Lubang tanam
dibiarkan terbuka selama 2 minggu. Setelah itu, lubang tanam ditutup dengan
susunan tanah seperti semula. Tanah bagian atas dikembalikan setelah dicampur
dengan 5-20 liter pupuk kandang.
6. Penanaman. Benih rambutan
ditanam sekitar empat minggu setelah tanah yang berada di lubang tanam mulai
menurun. Penanaman jangan terlalu dalam, dan juga jangan terlalu dangkal.
Sebaiknya, penanaman dilakukan pada awal musim hujan agar kebutuhan air dapat
dipenuhi secara alami. Namun bila tidak ada hujan, hendaknya tanaman baru
disiram selama dua minggu sejak penanaman, yakni sebanyak dua kali sehari pada
pagi dan sore. Pada awal penanaman di kebun, bibit perlu diberi pelindung yang
rangkanya dibuat dari bambu atau bahan lainnya. Pasang pelindung dengan posisi
agak tinggi disebelah timur, agar tanaman memperoleh lebih banyak sinar
matahari pagi. Atap pelindung dapat dibuat dari daun nipah atau kelapa. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar