Kamis, 04 Juli 2019

Hama Utama Tanaman Cabai





Hama Utama Tanaman Cabai                                     
Thrips (Thrips parvispinus)
Warna tubuh nimfa kuning pucat, dewasa berwarna kuning sampai coklat kehitaman. Terdapat 105 jenis tanaman yang dapat menjadi inangnya antara lain tembakau, kopi, ubi jalar, klotalaria dan kacang-kacangan. Thrips menyerang tanaman cabai sepanjang tahun, serangan hebat umumnya terjadi pada musim kemarau
Gejala
Permukaan bawah daun yang terserang berwarna keperak-perakan dan daun mengeriting atau berkerut. Intensitas serangan dapat mencapai 87%.
Pengendalian
Pemantauan dilakukan pada 10-20 tanaman cabai secara berkala (5 hari sekali)
 Bila ditemukan populasi 5-10 Thrips/daun muda perlu dikendalikan
§ dengan pestisida seperti pegasus, mesural sesuai dosis anjuran.
 Memasang perangkap kuning di pertanaman cabai sebanyak 40 buah/ha


Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Tanaman yang seringkali diserang oleh larva lalat buah diantaranya adalah belimbing, mangga, nangka, rambutan, melon, dan semangka, cabai, jeruk, jambu, pisang susu dan pisang raja sere.
Gejala Serangan
Gejala serangan pada buah yang terinfestasi lalat buah ditandai dengan adanya noda-noda kecil bekas tusukan ovipositornya. Rata-rata tingkat serangan lalat buah pada cabai berkisar antara 20-25%.
 
Pengendalian
Memasang perangkap methil eugenol (ME) sebanyak 50-100 buah/ha, pada saat tanaman berbunga. Lalat buah yang tertangkap kemudian dimusnahkan.


Penyakit Tanaman Cabai
Antraknosa (Colletotrichum sp)
Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp) merupakan salah satu penyakit utama yang biasa menyerang tanaman cabai. Gejala serangan penyakit ini membuat buah busuk. Penyakit dapat menginfeksi buah matang maupun buah muda.
Gejala awal serangan awal antraknosa berupa bercak kecil seperti tersiram air, luka ini berkembang dengan cepat sampai ada yang bergaris tengah 3-4 cm. Perluasan bercak yang maksimal membentuk lekukan dengan warna merah tua coklat muda, dengan berbagai bentuk konsentrik dari jaringan stromatik cendawan yang berwarna gelap.

Untuk mengendalikan penyakit Antraknosa, dapat dilakukan dengan:
• Pemantauan berkala
• Bila terdapat daun/buah tanaman sakit, bagian tanaman yang sakit dimusnahkan.
• Pertanaman disemprot dengan fungisida seperti Antrakol dengan dosis sesuai anjuran.

Busuk Batang dan Busuk Daun
Gejala serangan penyakit busuk batang dan busuk daun dicirikan oleh:
• Infeksi pertama terjadi pada titik tumbuh, bunga dan pucuk daun, kemudian menyebar ke bagian bawah tanaman.
• Pucuk daun berubah warna dari hijau muda menjadi warna coklat, lalu hitam dan akhirnya membusuk.
• Busuk ini merata menuju ke bagian bawah tanaman dan menyerang kuncup bunga yang lain, sehingga seluruh bagian atas tanaman terkulai.
• Batang yang terserang menjadi busuk kering, kulitnya mudah terkelupas, akhirnya tanaman mati.
• Dalam kondisi kelembaban tinggi terbentuk bulu-bulu berwarna hitam yang muncul dari jaringan yang terinfeksi cendawan.

Untuk mengendalikan penyakit busuk batang dan busuk daun dapat dilakukan dengan:
• Sanitasi lapangan dengan cara memusnahkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan gulma yang bersifat inang
• Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, seperti dari padi-padian dan palawija
• Pengendalian serangga inang yang dapat menularkan dari satu tanaman ke tanaman lain
• Mengatur waktu tanam yaitu dengan tidak menanam cabai merah pada musim hujan dengan curah hujan tinggi.

• Mengurangi kerapatan tanaman dengan cara mengatur jarak tanam
• Memperbaiki drainase lahan.
• Menggunakan fungisida yang cocok untuk cendawan antara lain fungisida sistemik Acelalamine, Dimethomorp, Propamocarb, Oxadisil, dan pemakaian fungisida kontak Klorotalonil.
• Pemberian fungisida dilakukan secara bergilir

Virus 
Penyakit Virus Kuning
Gejala serangan
Gejala serangan penyakit virus kuning adalah:
1. Dari jauh hamparan pertanaman cabai berubah dari warna hijau menjadi menguning. Warna kuning hampir mirip penyakit bulai pada jagung sehingga sebagian petani menyebutnya penyakit "Bulai Amerika".
2. Pengamatan lapang menunjukkan pertanaman cabai merah yang 100% terserang, tidak menghasilkan buah sama sekali.
3. Penyebab penyakit adalah anggota kelompok virus gemini yang juga banyak menyerang tanaman tembakau, tomat.

4. Variasi gejala yang mungkin timbul pada cabai adalah sbb:
• Tipe-1. Gejala diawali dengan pucuk mengkerut cekung berwarna mosaik hijau pucat, pertumbuhan terhambat, daun mengkerut dan menebal disertai tonjolan berwarna hijau tua.
• Tipe-2. Gejala diawali dengan mosaik kuning pada pucuk dan daun muda, gejala berlanjut pada hampir seluruh daun menjadi bulai.
• Tipe-3. Gejala awal urat daun pucuk atau daun muda berwarna pucat atau kuning sehingga tampak seperti jala, gejala berlanjut menjadi belang kuning, sedangkan bentuk daun tidak banyak berubah.
• Tipe-4. Gejala awal daun muda/pucuk cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan, gejala berlanjut dengan seluruh daun berwarna kuning cerah, bentuk daun berkerut dan cekung dengan ukuran lebih kecil, serta pertumbuhan terhambat.

Penularan dan Penyebab
1. Penyakit yang disebabkan oleh virus gemini tidak ditularkan karena tanaman bersinggungan atau terbawa benih. Di lapangan virus ditularkan oleh kutu kebul Bemisia tabaci atau Bemisia argentifolia. Kutu kebul dewasa yang mengandung virus dapat menularkan virus selama hidupnya pada waktu dia makan pada tanaman sehat. Satu kutu kebul cukup untuk menularkan virus. Efisiensi penularan meningkat dengan bertambahnya jumlah serangga per tanaman.

2. Sifat kutu kebul yang mampu makan pada banyak jenis tanaman (polifagus) menyebabkan virus ini menyebar dan menular lebih luas berbagai jenis tanaman.
3. Virus gemini memiliki tanaman inang yang luas dari berbagai tanaman seperti: ageratum, kacang buncis, kedelai, tomat, tembakau, dll.
  Kepompong berbentuk oval, agak pipih, berwarna hijau ke putih-putihan sampai kekuning-kuningan. Pupa terdapat pada permukaan bawah daun. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena pada bagian permukaan bawah daun ditutup lapisan lilin yang bertepung.

Pengendalian
1. Pelepasan predator Menochillus sexmaculatus, mampu memangsa sebanyak 200-400 ekor B. tabaci per hari, 12 ekor thrips per hari, 200 ekor aphids per hari, Siklus hidup 18-24 hari, satu ekor betina menghasilkan telur sekitar 3.000 butir. Ukuran tubuhnya berkisar 1-1,5 mm dan siklus hidupnya antara 7-21 hari. Serangga dewasa biasanya berkelompok dalam jumlah yang banyak. Bila tanaman tersentuh, serangga tersebut akan beterbangan seperti kabut atau kebul putih.

2. Mengolah lahan dengan baik serta memberikan pupuk berimbang untuk cabai yaitu pupuk kandang 20-30 ton /ha, Urea 100-150 kg, 300-400 kg ZA, 150-200 kg SP.36 dan KCl 150-200 kg/ha, serta pemakaian plastik mulsa putih perak.

3. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik yang telah dilubangi. Dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m

4. Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanaman muda (sampai 30 hari) yang terserang segera dimusnahkan, dan disulam/diganti dengan tanaman yang sehat.

5. Pada daerah-daerah yang telah terserang berat, tanaman muda yang terserang tidak dimusnahkan, tetapi dibuang bagian daun yang menunjukkan gejala kuning keriting dan kemudian disemprotkan pupuk daun.

6. Menanam pembatas/barrier jagung sebanyak 4-5 baris disekeliling pertanaman cabai.

7. Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha

8. Penanaman tagetes (bunga tai ayam) terutama dipinggir pertanaman cabai. (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar