Kamis, 04 Juli 2019

Panen dan Pasca Panen Tanaman Rambutan





Pola  perkiraan musim panen rambutan, ditentukan oleh sudah matangnya buah rambutan. Pola tanan rambutan di Indonesia pada umumnya ditanam di pekarangan dan ada juga yang ditanam di perkebunan. Penetapan waktu panen/petik rambutan sangatlah penting untuk diketahui.

Bila buah rambutan yang masih hijau be
rarti belum masak, dengan ciri kulit dan rambutnya masih bewarna hijau, daging buah masih alot dan rasa asam/kecut, serta belum ngelotok, maka buahnya belum dapat dipanen. Bila kulit buah sudah kemerahan, rambut buah masih hijau, sedangkan buah sudah masak tapi belum maksimal maka buah rambutan sudah dapat dipanen. Selain itu kulit buah sudah masak, rambut buah bewarna kuning atau bewarna merah dan daging buah sudah masak/masak maksimal, jangan dibiarkan sampai kulit buah rambutan bewarna merah dan merah kehitaman. Jika daging buah sudah masak lebih dari maksimal, maka buah rambutannya sudah terlambat untuk dipanen.

Buah rambutan yang rusak akibat hama dan penyakit, maka buahnya harus dibakar, supaya tidak menjadi sumber hama dan penyakit, sedangkan buah yang rusak karena benturan benda keras dan akibat terlambat panen, maka buah rambutan tersebut harus dibuang pada tempat yang telah disediakan. Bila buah rambutan yang telah matang dengan dilihat dari warnanya harus disesuaikan dengan jenis rambutan yang ada. Selain dengan mencium baunya dan merasakan buah rambutan yang sudah masak. Pada umumnya panen rambutan dilakukan sekitar bulan November sampai bulan Februari (musim penghujan).

Cara pemanenan yang terbaik adalah dengan dipetik beserta tangkainya yang sudah matang dan sekaligus melakukan pemangkasan pohon, agar tidak menjadi rusak dan supaya dapat tumbuh tunas baru, sehingga tanaman cepat berbuah kembali. Bila pemetikan tidak terjangkau dengan tangan, maka dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan.
Petiklah buah rambutan yang masak sedangkan yang belum masak jangan dipetik dulu dan baru dipetik setelah buahnya masak.

Apabila penanganan dan pemeliharaan semenjak dari pembibitan hingga panen dilakukan dengan baik dan benar serta memenuhi anjuran dari penyuluh pertanian, maka dapat diperkirakan produksinya akan maksimal. Setiap pohon produksinya minimal 0,1 kuintal, dan maksimalnya bisa mencapai sampai 1,75 kuintal.
Setelah dilakukan pemanenan dengan benar, buah rambutan harus diikat dengan baik, dan dikumpulkan serta dilakukan penyotiran dengan tujuan untuk memisahkan rambutan yang bagus dan yang kurang bagus, guna mendapatkan nilai jual yang tinggi, yang biasanya dipilih berdasarkan ukuran dan mutunya.

Untuk buah rambutan yang kecil tapi mutunya bagus dapat dicampur dengan rambutan yang besar asal mutunya sama. Dalam penjualan dapat dilakukan dengan mengikat beberapa tangkai rambutan dan dapat juga dilakukan dengan cara ditimbang asal besar dan mutunya sama serta harus berasal dari jenis rambutan yang sama.

Supaya buah rambutan dapat disimpan lama, dan meningkatkan nilai tambah dengan cara diolah misalnya menjadi buah kaleng. Selain itu dapat diolah menjadi asinan/manisan yang dimasukkan kedalam kaleng, botol atau dapat juga menggunakan kantong plastik.

Pengemasan dan pengan
gkutan rambutan dapat dilakukan dengan menggunakan karung, bila tempat penjualannya tidak terlalu jauh. Tetapi bila menggunakan angkutan agak jauh atau perdagangan antar pulau yang membutuhkan 2-3 hari, maka buah rambutan di paking dengan menggunakan peti. Sebelum dimasukkan kedalam peti, rambutan harus dibersihkan dulu melalui pencucian sampai bersih dengan menggunakan air sabun, lalu dibilas dan dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya.

Apabila ada yang terkena jamur sebaiknya direndam terlebih dahulu dengan larutan soda 1,5 % selama 3-5 menit baru disikat dengan sikat yang lunak, lalu dikeringkan.
Setelah kering baru disusun berderet berbentuk sudut terhadap isi peti sampai penuh dan petinya dialasi dengan sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan kertas minyak dan sabut kelapa. Terakhir peti ditutup dengan papan, sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung. Biasanya penempatan peti bagian yang pendek ditempatkan dibagian bawah selama dalam perjalanan.  (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar