Kamis, 04 Juli 2019

Persyaratan Iklim Untuk Tanaman Tebu





Penanaman tebu tidak lagi harus pada lahan sawah tetapi dapat juga ditanam pada lahan kering (tegalan). Hal itu disebabkan antara lain lahan berpengairan diutamakan untuk produksi pangan, lahan sawah berubah peruntukan menjadi bangunan, dan lahan sawah berpengairan lebih menguntungkan ditanami tanaman lain dari pada tanaman tebu.

Penanaman tebu pada lahan kering harus memperhatikan persyaratan iklim di wilayah lahan agar tebu dapat tumbuh dengan baik dan akhirnya produksi dapat meningkat. Persyaratan iklim untuk penanaman tebu pada lahan kering antara lain curah hujan, temperatur/suhu udara, penyinaran matahari, angin, dan kelembaban udara yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Curah hujan
Berdasarkan curah hujan, wilayah lahan dapat dibedakan menjadi daerah basah, daerah sedang, dan daerah kering.
Daerah basah
Terdiri dari zone iklim B1 dengan jumlah bulan basah 7-9 dan bulan kering 2 bulan dan zone iklim B2 dengan jumlah bulan basah 7-9 dan bulan kering 2-4 bulan.
Daerah sedang
Terdiri dari zone iklim C2 dengan jumlah bulan basah 5-6 dan bulan kering 2-4 bulan dan zone iklim C3 jumlah bulan basah 5-6 dan bulan kering 5-6 bulan.
Daerah kering
Terdiri dari zone iklim D2 dengan jumlah bulan basah 5-6 dan bulan kering 2-4 bulan dan zone iklim D3 jumlah bulan basah 3-4 dan bulan kering 5-6 bulan. Pada daerah ini penanaman tebu dilakukan pada periode II (menjelang musim hujan).

Perbedaan daerah tersebut untuk membedakan penentuan saat mengolah tanah dan saat tanam. Pada daerah basah penanaman tebu dilakukan pada periode I (menjelang musim kemarau). Kemudian pada daerah sedang penanaman tebu dilakukan pada periode I (menjelang musim kemarau) dan atau periode II (menjelang musim hujan). Sedangkan pada daerah kering penanaman tebu dilakukan pada periode II (menjelang musim hujan).
 Daerah dengan jumlah curah hujan terbesar 1200 - 1300 mm dengan bulan kering 6-7 bulan masih dapat ditanami tebu asalkan kelembaban tanah cukup tinggi dan dapat diusahakan pengairan.

b. Temperatur/Suhu udara
Suhu udara yang diperlukan untuk tanaman tebu adalah 24-34oC dan optimalnya 30oC. Perbedaan suhu udara musiman tidak lebih dari 6oC dan perbedaan suhu udara siang dan malam di dataran rendah tidak lebih dari 10oC Pertumbuhan tanaman tebu akan berhenti pada suhu kurang dari 15oC.

Perbedaan suhu udara antara siang dan malam akan berpengaruh pada pembentukan sukrosa (zat gula). Pembentukan sukrosa terjadi pada siang hari dan berjalan secara optimal pada suhu 30oC. Pada malam hari sukrosa yang terbentuk tersebut akan ditimbun/disimpan pada batang tebu dimulai dari ruas paling bawah. Penyimpanan sukrosa yang paling efektif dan optimal pada suhu 15oC.

c. Penyinaran matahari
Tanaman tebu akan tumbuh baik bila mendapat penyinaran matahari selama 12 - 14 jam setiap hari. Cuaca berawan/mendung pada siang hari akan menurunkan fotosintesa dan akan mengakibatkan pertumbuhan anakan berkurang. Sedangkan cuaca berawan pada malam hari akan meningkatkan suhu udara, karena panas yang dilepas oleh bumi tertahan oleh awan. Suhu yang meningkat di malam hari akan mengakibatkan pernafasan dan menurunkan penimbunan sukrosa pada batang tebu.

d. Angin
Angin berperan untuk kelancaran pertukaran udara di dalam kebun tebu, keseimbangan kelembagaan udara dan mengatur kadar zat asam arang (CO2) di sekitar tajuk untuk proses fotosintesa. Angin dengan kecepatan kurang dari 10 km per jam di siang hari akan berdampak positif bagi pertumbuhan tebu. Sedangkan angin dengan kecepatan lebih 10 km per jam disertai hujan lebat akan mengganggu pertumbuhan tanaman tebu, yaitu tebu yang tinggi akan patah dan roboh sehingga mengganggu fotosintesa dan akan kesulitan dalam penebangan. Kita ketahui bahwa fotosintesa akan menghasilkan makanan untuk pertumbuhan tanaman.

e. Kelembaban udara
Kelembaban udara tidak banyak mempengaruhi pertumbuhan vegetatif (batang) tebu asal tersedia air yang cukup. Namun kelembaban udara yang tinggi akan berpengaruh negatif/tidak baik, yaitu mempercepat perkembangan penyakit jamur, mempercepat proses pemasakan, dan mempengaruhi fotosintesa yang mengakibatkan pembentukan gula terlambat.(Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau) Sumber : cybex pertanian.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar