Selasa, 02 Juli 2019

Menanam Rambutan



Penanaman rambutan dilakukan setelah lahan diolah lalu dibuat lubang tanaman dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Tanah galian atas dipisahkan dengan tanah galian bawah. Setelah dua minggu baru dilakukan penanaman rambutan, lalu ditimbun dengan tanah bekas galian tersebut, yang perlu diperhatikan, tanah bagian bawah ditimbunkan pada bagian bawah dan tanah bagian atas ditimbun pada bagian atas, serta dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 40 kg/lubang tanaman. Jarak tanam 10 m x 12 m atau 12 m x 12 m. Pada lahan miring jarak tanam agak lebih rapat.

Pada lahan gambut atau lahan masam dengan pH < 5, perlu ditambahkan kapur mati atau abu dapur. Benih dapat dipindahkan kelahan tempat penanaman setelah tingginya lebih dari 50 - 75 cm, yakni sudah berumur lebih dari 8 bulan.
 Pupuk buatan yang diberikan berupa campuran Urea, TSP atau SP-36, dan KCL, dengan perbandingan 2:2:1, atau diberikan sebanyak 50-250 gram/tanaman. Pemupukan dilakukan tiga kali dalam setahun dengan selang waktu empat bulan sekali. Apabila tanaman sudah berumur 10 tahun harus diberikan pupuk NPK sampai 500 - 1.000 gr/pohon.

Guna memaksimalkan produksi dan mutu buah rambutan, maka para pelaku agribisnis rambutan, harus memperhatikan beberapa teknologi yaitu:
a) Teknologi penyiapan lahan yang meliputi teknologi konservasi mekanis, terutama tentang pengolahan tanah menurut kontur tanah dan pembuatan guludan pada lahan miring dan saluran air untuk penyiraman
.

b) Teknologi perbenihan, harus menggunakan benih yang berlabel dan bebas dari hama dan penyakit dengan cara mendapatkannya dari penangkar benih binaan, yang berasal dari okulasi dengan kondisi benih harus prima, sehat, tumbuh lurus, tinggi benih sudah mencapai 50-75 cm, akar tunggang harus lurus dan harus disediakan benih sehat untuk sulaman, dan selalu diawasi oleh Dinas Pertanian dan Hortikultura atau yang menangani di tingkat kabupaten/kota.

c) Teknologi pemupukan dengan memanfaatkan pupuk organik dan anorganik, yaitu pupuk Makro (pupuk kandang, Urea,TSP,KCL dan ZA) dan pupuk Mikro (Cu,Zn,Fe,B dan Mn) dengan menyediakan lubang tanaman untuk pupuk dasar, lubang untuk pupuk susulan dan lubang untuk pupuk lanjutan dengan menaburkan pupuk secara melingkar dan bisa juga dibuat alur pemupukan di kanan dan kiri dibawah tajuk.

d) Teknologi pemangkasan, merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dengan cara pemangkasan bentuk, pemangkasan perawatan/pemeliharaan, pemangkasan penjarangan buah dalam satu dompolan, pemangkasan setelah panen untuk tajuk yang baru dengan melakukan pemangkasan berat.

e) Teknologi pembungaan, pembungaan diluar musim dapat dilakukan dengan cara pengeringan air, pencekikan/pengikatan batang tanaman rambutan, dengan pemberian zat pengatur tumbuh Napthaleneacetic acid serta pemberian Paclobutrazol atau penyemprotan dengan KNO3 (Kalium Nitrat), guna untuk mempercepat keluarnya tepung sari.

f) Teknologi pengendalian hama dan penyakit, untuk mendapatkan tanaman rambutan yang sehat dan super, ada beberapa teknik pengendalian hama dan penyakit diantaranya dengan cara teknis, mekanis, biologis dan penerapan peraturan benih.

g) Teknologi top working, merupakan suatu pekerjaan untuk mengganti varietas tanaman yang sudah tidak produktif lagi dengan cara, sambung celah, sambung sisip atau mengganti dengan tanaman okulasi baru.

h) Teknologi memperbaiki warna buah dengan cara pemberian jenis ethepon seperti Chloroethamephosphonic acid dengan kosentrasi 10 mg/liter pada saat buah mulai bewarna.  (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar