Kamis, 04 Juli 2019

Persemaian dan Persiapan Lahan Untuk Tanaman Cabai





1. Penyiapan Lahan
 Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma.
 Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam. Untuk lahan kering/tegalan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).

 Untuk lahan sawah: lahan dibuat bedengan dengan lebar 1,5 m. Antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur dan lubang tanam dibuat dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm

2. Persemaian
Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian biji/benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan.

 Perlakuan benih
Untuk mempercepat perkecambahan dan menghilangkan hama/penyakit yang terbawa benih, sebelum disemai benih direndam dalam air hangat (50oC) atau larutan Previcur N (1 cc) selama 1 jam,
 
Persiapan lahan persemaian
Tempat persemaian berupa bedengan berukuran lebar 1 m, diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke timur.
Media persemaian terdiri dari campuran tanah halus dan pupuk kandang steril (1 : 1)

 Penyemaian
Benih disebar rata pada bedengan dan ditutupi tipis tanah halus, lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah. Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.

 Penyapihan/pembumbungan
Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit dipindahkan ke dalam bumbungan dengan media yang sama (campuran tanah dan pupuk kandang). Bumbungan dapat mengurangi kerusakan akar bila dipindahkan ke lapangan.

 Pemeliharaan bibit
- Inokulasi cendawan mikoriza sebanyak 10 gr/pohon sangat bermanfaat, karena dapat mempercepat laju pertumbuhan dan kesehatan tanaman di persemaian, juga dapat meningkatkan daya hidup dan pertumbuhan tanaman di lapangan.
- Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.
- Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.
- Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.
- Sebelum dipindah ke lapangan dilakukan penguatan bibit dengan jalan membuka atap persemaian supaya bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.
- Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu dalam bumbungan. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.

Pemupukan dan Pengairan
Pemupukan
 Untuk penanaman cabai pada lahan kering di dataran tinggi/medium (jenis Andosol/Latosol) adalah sebagai berikut: Pemupukan dasar terdiri dari pupuk kandang sapi  (20-30 ton/ha) atau pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) dan Pupuk SP-36 (300-400 kg/ha) dilakukan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan terdiri dari pupuk urea (200-300 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (250-300 kg/ha), diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam masing-masing 1/3 dosis, dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah.

Atau
 Pupuk dasar terdiri atas pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) dan NPK 16-16-16 (700-1000 kg/ha), diberikan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan adalah NPK 16-16-16 (300-500 kg/ha) diberikan dengan cara pupuk dilarutkan dalam air (2 gr/lt) kemudian disiramkan pada lubang tanam atau sekitar tanaman (100-200 ml/tanaman), setiap 10-14 hari, dimulai satu bulan sesudah tanam.

 Untuk penanaman cabai pada lahan sawah di dataran rendah (jenis aluvial) pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) atau kompos (5-10 ton/ha) dan SP-36 (300-400 kg/ha) diberikan sebagai pupuk dasar satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan terdiri dari urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha) atau pupuk NPK 16-16-16 (1 ton/ha), diberikan 3 kali pada umur 0, 1 dan 2 bulan setelah tanam masing-masing 1/3 dosis.

Pengairan
Cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Air diperlukan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan atau kurang. Kelembaban tanah yang ideal 60-80% kapasitas lapang. Masa kritis yaitu saat pertumbuhan vegetatif cepat, pembungaan dan pembuahan.
Jumlah kebutuhan air per tanaman selama pertumbuhan vegetatif 250 ml tiap 2 hari, dan meningkat jadi 450 ml tiap 2 hari pada masa pembungaan dan pembuahan. Sistem irigasi tetes pada lahan kering dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan hasil cabai. Atau pengairan sistem digenang (leb) selama 15-30 menit kemudian airnya dikeluarkan dari petakan.(Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan, Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar