Kamis, 04 Juli 2019

Menanam Cabai Rawit





Cabai rawit atau cabai kecil (Capsicum frutescens) termasuk dalam famili Solanaceae dan merupakan tanaman berumur panjang (menahun), dapat hidup sampai 2 - 3 tahun apabila dipelihara dengan baik dan kebutuhan hara nya tercukupi. Cabai rawit mempunyai ukuran besar, sedang dan kecil. Umumnya cabai rawit kecil rasanya sangat pedas.
 
Pemilihan Benih Cabai Rawit

Benih cabai rawit dipilih dengan kriteria benih berasal dari cabai rawit berukuran besar, masak dipohon dan sehat terbebas dari hama/ penyakit. Cabai rawit dipotong menjadi tiga bagian dengan cara potong dan buang bagian pangkal buah dan ujung buah masing-masing sepanjang 1 cm. Kemudian buah cabai rawit dibelah secara membujur bagian tengahnya menjadi dua bagian dan biji buahnya dikeluarkan, lalu dipilih biji yang baik.

Cuci biji hasil seleksi dengan air bersih, kemudian biji tersebut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Selain itu dapat pula biji yang telah dicuci bersih dijemur di terik matahari sampai menjadi kering dan bebas dari air yang menempel. Setelah biji menjadi kering, baluri benih cabai rawit dengan fungisida seperti Benlate, untuk mencegah tumbuhnya jamur. Agar supaya daya tumbuh benih baik, benih direndam ke dalam air hangat (35 - 40oC) selama 24 jam. Kemudian biji yang terapung dipisahkan dan dibuang, sedangkan biji yang tenggelam digunakan sebagai benih. Dengan perlakuan tersebut dapat diperoleh benih cabai rawit yang baik dengan daya tumbuh 80 persen.

Penyemaian benih cabai rawit secara tepat
Penyemaian benih bisa dilakukan dalam wadah kotak kayu, pot atau baki sesuai yang tersedia di lapangan. Media tanam yang digunakan untuk penyemaian bisa menggunakan pupuk kandang yang dicampur dengan pasir atau pasir dengan kompos. Dimana perbandingan volume antara pasir dan kompos atau pasir dan pupuk kandang adalah 1 : 1. Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 100 - 125 gram. Bedengan persemaian dibuat arah utara - selatan menghadap ke timur. 

Tahapan penyemaiannya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Tanam benih yang sudah diseleksi di alur kecil yang dibuat di atas media semai dengan jarak antar benih dalam alur 1 cm, sedangkan jarak antar benih dalam alur 1 cm, sedangkan jarak antar alur 5 cm. Tutup benih dengan tanah tipis.

2. Lakukan penyiraman pada persemaian dengan menggunakan handsprayer untuk menghindari resiko rusaknya media persemaian akibat siraman air.

3. Persemaian diberi naungan untuk menghindari kontak langsung dengan cahaya matahari. Naungan atau sungkup dapat dibuat dari daun kelapa, paranet atau ditutup dengan daun pisang. Apabila menggunakan daun pisang, pada saat akan membuka naungan daun pisang dibuka secara bertahap.

4. Apabila benih sudah berumur 7 - 10 hari, buka sungkup atau naungan persemaian agar tanaman mendapatkan sinar matahari guna membantu proses fotosyntesis.

5. Bibit sudah dapat dipindahkan ke polybag apabila sudah berumur 14 - 20 hari. Apabila bibit sudah berumur kurang lebih 30 - 35 hari setelah semai atau telah mempunyai 5 6 helai daun siap untuk dipindahkan ke lapangan.

Menyiapkan media tanam yang baik bagi cabai rawit dalam pot
Media tanam untuk membudidayakan cabai rawit dalam pot berupa campuran pupuk kandang matang dan tanah steril atau kompos dan tanah steril. Perbaningan volume yang digunakan adalah 1 : 1. Masukkan media tanam tersebut ke dalam wadah yang telah di beri bahan-bahan yang bersifat poros, seperti pecahan genting, batu bata merah, atau bongkahan arang kayu. Bahan poros tersebut berfungsi menahan dan menjaga air dalam wadah.

Cara memupuk tanaman cabai rawit di dalam pot
Pemupukan cabai rawit dimulai pada saat tanaman berumur satu bulan. Setelah satu bulan tanaman dipindahkan dari polibag bibit atau ditandai dengan munculnya bunga pertama. Tanaman dapat dipupuk menggunakan NPK 15 - 15 - 15. Pemupukan dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk NPK yang telah diencerkan ke media tanam. Pupuk NPK diencerkan dengan cara melarutkan 1 - 2 gram pupuk dalam 1 liter air. Volume penyiraman disesuaikan dengan ukuran wadah penanaman.Sebagai contoh bila wadah berukuran 30 x 50 cm, larutan pupuk yang disiramkan sebanyak 0,5 liter pada pagi hari dan sisanya pada sore hari. Jadi dalam satu hari diberikan dua kali aplikasi. Setelah itu lakukan pemupukan seminggu satu kali.  (Oleh : Syahrinaldi, DKPP Kab. Bintan , Kepulauan Riau ) Sumber : cybex pertanian.go.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar